BOLASPORT.COM - Judoka asal Korea Selatan, An Ba-ul, mendapat larangan berkompetisi selama enam bulan karena melakukan pemalsuan data.
An Ba-ul adalah atlet judo Korea Selatan yang meraih medali perak Olimpiade Rio 2016 dan medali emas Asian Games 2018.
Kebijakan di Korea Selatan menyatakan bahwa atlet putra yang mampu meraih medali apapun di Olimpiade atau meraih emas Asian Games akan dibebaskan mengikuti wajib militer (wamil).
Namun, pembebasan wamil tersebut diganti dengan melakukan 544 jam aktivitas pelayanan masyarakat yang masih berhubungan dengan olahraga selama 34 bulan.
Baca Juga : Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Umumkan Rokok Dilarang di Semua Venue
Dikutip dari Yonhap News Agency, An telah melaporkan catatan pelayanan masyarakatnya kepada Yayasan Olahraga Korea Selatan.
An menuliskan bahwa ia telah menjalani 300 jam pelayanan masyarakat selama November 2016 hingga Juli 2018.
Akan tetapi, kecurigaan muncul ketika dalam catatan yang diberikan An terdapat data yang aneh.
Keanehan tersebut ada pada data yang An tuliskan bahwa ia telah melakukan layanan masyarakat di almamaternya yang berada di Seoul.
Padahal, di saat bersamaan, An tengah menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Jincheon, yang berjarak 90 kilometer dari Seoul.
Hal itu membuat Asosiasi Judo Korea Selatan (KJA) menjatuhkan hukuman dengan tindakan disiplin yakni melarang An Ba-ul berkompetisi selama enam bulan.
Pelarangan tersebut pun kemungkinan besar akan memperkeruh usaha An dalam mengumpulkan poin selama periode kualifikasi Olimpiade 2020.
Tak hanya itu, atlet berusia 24 tahun ini juga dipastikan tidak dapat mengikuti Kejuaraan Dunia Judo pada Agustus 2019 di Tokyo, Jepang.
Baca Juga : Misi Ambisius London untuk Kembali Menjadi Tuan Rumah Olimpiade 2036
Padahal, turnamen tersebut menawarkan poin terbesar dan paling diprioritaskan dalam kualifikasi Olimpiade 2020.
An Ba-ul mengaku menyesali perbuatannya dan berjanji akan menyelesaikan masa bakti pelayanan masyarakatnya.
"Saya benar-benar meminta maaf kepada orang-orang yang tersinggung dengan tindakan sembrono yang saya lakukan," ucap An.
"Setelah pelatnas dipindahkan ke Jincheon, Provinsi Chungcheong Utara, saya tidak ingin latihan saya terganggu karena perjalanan jauh menuju lokasi pelayanan masyarakat, sehingga saya memutuskan melakukan hal ceroboh itu," tutur dia.
Pembukaan Piala Presiden 2019 - Sekjen dan Exco PSSI Disoraki Bobotoh https://t.co/qhKhMD1BpT
— BolaSport.com (@BolaSportcom) March 2, 2019
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Yonhap News Agency |
Komentar