BOLASPORT.COM - "Tikus" bisa menjadi alasan di balik penolakan dari para pemain Real Madrid atas rencana kembalinya Jose Mourinho.
27 Februari sampai 6 Maret 2019, Real Madrid menelan tiga kekalahan beruntun di kandang mereka, Stadion Santiago Bernabeu.
Hasil minor itu membuat Real Madrid tersingkir dari ajang Copa del Rey (vs Barcelona 0-3, agregat 1-4 ) dan Liga Champions (vs Ajax Amsterdam 1-4, agregat 3-5).
Satu kekalahan lain dari Barcelona (0-1) juga membuat kans El Real untuk mengangkat piala juara Liga Spanyol semakin menipis.
Kursi pelatih yang saat ini diduduki Santiago Solari pun digoncang.
Solari disebut akan dipecat. Jose Mourinho menjadi kandidat pengganti seturut pernyataan yang dilontarkan eks presiden Real Madrid, Ramon Calderon.
Hanya saja, belum sampai Mourinho menjejakkan kaki di Ibu Kota Spanyol itu, penolakan muncul dari para pemain.
Empat pemain Los Blancos—termasuk wajah lama seperti Sergio Ramos, Marcelo, Karim Benzema—dikabarkan menolak rencana menjadikan Jose Mourinho sebagai juru taktik mereka.
Tikus yang Hancurkan Ruang Ganti Real Madrid
Bukan rahasia jika perjalanan pertama Jose Mourinho sebagai pelatih Real Madrid tidak berakhir dengan mulus.
Perselisihan dengan para pemain kunci menjadi salah satu alasan kenapa Mourinho pergi lebih cepat pada tahun 2013.
Kendati perseteruan baru terungkap pada musim ketiga Mourinho melatih El Real, bibit ketidakharmonisan ternyata sudah muncul sejak musim pertamanya.
Hal tersebut seperti yang dituliskan eks kiper Real Madrid, Jerzy Dudek, dalam biografi yang ditulisnya.
16 April 2011, Real Madrid menghadapi pertemuan kedua kontra Barcelona di ajang Liga Spanyol.
Real Madrid membutuhkan kemenangan untuk menjaga kans menjuara Liga Spanyol. Namun hasil berkata lain, skor akhir 1-1.
Mourinho sebenarnya agak puas dengan hasil tersebut. Setidaknya jika melihat bahwa anak asuhnya bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-51.
Hanya saja, ada satu hal yang membuat pelatih berkebangsaan Portugal itu berang.
Adalah bocornya strategi menempatkan Pepe sebagai gelandang, alih-alih bek, sehingga rencana meredam pemain kunci Blaugrana, Lionel Messi, menjadi buyar.
Mourinho pun menuding bahwa tikus alias pembuka rahasia tim itu merupakan salah satu di antara anak asuhnya.
"Saya menyalakan TV empat jam sebelum laga dan apa yang saya lihat? Mereka memberi tahu skuat kita," ujar Mourinho di ruang ganti saat itu.
"Bagaimana kita bisa mengejutkan Barca jika salah satu dari kalian adalah seekor tikus! Ya, tikus! Seseorang membocorkan info soal starting XI sebelum pertandingan," teriak dia.
Para pemain Real Madrid terdiam. Sementara Mourinho, sambil menitikkan air mata sekaligus geram, mulai menuding pemainnya satu per satu.
"Siapa tikus itu? Mungkin Anda [menunjuk Esteban Granero], mungkin seseorang yang bermain di sini sejak lama," sambung Mourinho.
Mourinho menunjuk pemain lainnya lalu berkata, "Bagaimana bisa Anda menghancurkan apa yang kita kerjakan selama sepekan ini?"
Tidak puas, Mourinho pun mengancam akan mencari tahu sosok tikus tersebut. Dia kemudian melempar botol ke arah dinding, membanting pintu, dan meninggalkan ruang ganti.
Adapun versi kiper cadangan Real Madrid saat itu, Antonio Adan, secara spesifik menyebut tuduhan Mourinho kepada kiper utama sekaligus ikon bagi klub, Iker Casillas.
"Mourinho masuk ke ruang ganti lalu menendang botol. Dia sangat marah, lalu mulai menanyai satu per satu dari kami siapa tikusnya," tutur Adan kepada radio Spanyol, COPE.
"Ketika Mourinho menuduh Casillas, momen itu, banyak yang meyakini, telah menimbulkan keretakan antara pelatih dengan Casillas, pemain favorit Madridistas.
"Casillas hanya diam, sama seperti pemain yang lain. Suasana ruang ganti tidak pernah lagi sama setelahnya," imbuh Adan.
Secara kebetulan, posisi Casillas sebagai kiper utama dicopot, pada musim terakhir Mourinho. Keputusan itu yang membuat pemain El Real lainnya mengecam sikap sang pelatih.
Paling Penting adalah Mengendalikan Ruang Ganti
Sejarah keributan di ruang ganti itu sepertinya memberikan pelajaran berharga kepada Sergio Ramos, kapten Real Madrid saat ini.
Seolah tidak ingin adanya atmosfer tidak sehat yang mengganggu performa para pemain Los Merengues lain, ada satu syarat yang diberikan Ramos kepada calon pelatihnya.
Hal tersebut seperti apa yang diungkapkannya saat munculnya kabar rencana pemecatan pelatih Real Madrid sebelumnya, Julen Lopetegui.
"Anda tahu bahwa kami sudah memenangi banyak trofi dalam beberapa tahun terakhir," kata Ramos selepas laga melawan Barcelona pada Oktober 2017.
"Terkadang mengendalikan ruang ganti bisa lebih penting ketimbang pengetahuan soal strategi," tandasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar