BOLASPORT.COM - Dua wakil klub Filipina pada ajang Piala AFC, Ceres Negros dan Kaya FC, sama-sama menjadikan Stadion Panaad, Bacolod, sebagai venue laga kandang.
Bagi Ceres Negros, bermain di Stadion Panaad adalah sesuatu yang wajar, mengingat itu memang kandang mereka pada kompetisi domestik, Philippine Football League (PFL).
Sementara Kaya FC sebenarnya punya markasnya sendiri, Iloilo Sports Complex, yang terletak di Pulau Panay.
Baca Juga : Misi Kaya FC Mengharumkan Sepak Bola Filipina Lewat Piala AFC
Kaya FC perlu menyebrang dari Pulau Panay ke Pulau Negros via Selat Guimaras dengan taksi atau kapal feri dalam perjalanan yang bisa memakan waktu 1-2 jam.
Kandang Kaya FC, Iloilo Sports Complex tak lolos standar minimal dalam verifikasi AFC untuk bisa digunakan sebagai venue turnamen terbesar kedua antarklub Asia tersebut.
Hal itu sudah diumumkan pihak klub pada 8 Februari silam, tentang tak lolosnya Iloilo Sports Complex sehingga pihak klub memutuskan untuk berkandang di Stadion Panaad.
"Kaya FC-Iloilo ingin mengumumkan bahwa venue untuk laga kandang Piala AFC 2019 akan digelar di Stadion Panaad," tulis pernyataan resmi klub pada 8 Februari 2019.
"Klub ingin menggelar pertandingan Piala AFC di Iloilo Sports Complex, segala kerja keras untuk menyiapkan Iloilo Sports Complex, tetap tak menemui standar untuk menggelar Piala AFC.
"Saat ini, satu-satunya stadion berstandar AFC yang ada di Filipina adalah Stadion Panaad, dan Pemerintah Negros Occidental beserta Ceres Negros sangat menerima kami dengan tangan terbuka."
Gelandang Kaya FC, Marwin Angeles pun menyebut bahwa timnya mendapat sambutan terbuka dari Ceres-Negros untuk berkandang di Stadion Panaad.
"Kami adalah rival di liga, tetapi saat di luar, kami mendukung satu sama lain. Kami berharap mereka mendapat hasil bagus begitupun sebaliknya," kata Marwin Angeles kepada BolaSport.com, Senin (1/4/2019).
"Jadi itu bukan masalah buat kami main di kandang mereka. Lagipula Iloilo dan Bacolod itu dekat," ucapnya lagi.
Kedua klub, disebut Marwin Angeles selalu mendukung satu sama lain demi mengharumkan sepak bola Filipina pada ajang internasional.
"Sebelum Piala AFC, kami berniat main di stadion sendiri, tetapi tak lolos standar FIFA. Walau Ceres dan kami main di liga yang sama, mereka (Ceres-Negros) mendoakan kami dan sebaliknya," tuturnya seusai laga timnya kontra PSM Makassar, Selasa (2/4/2019).
"Pada kesempatan ini kami punya motivasi untuk melakukan hal yang sama demi membawa nama baik sepak bola Filipina di Asia khususnya dari Piala AFC," ujarnya menambahkan.
Tak hanya di level klub, Stadion Panaad yang berkapasitas sekitar 10 ribu penonton itu juga menjadi andalan timnas Filipina untuk menggelar laga kandang sejak keikutsertaan mereka pada ajang Kualifikasi Piala Asia 2019.
Sebelumnya, Stadion Rizal Memorial di Manila-Ibu Kota Filipina, sudah lebih identik sebagai kandang timnas Filipina.
Peran Stadion Rizal Memorial sempat tergantikan oleh Philippine Sports Stadium, sebuah stadion megah yang baru dibuka pada 2014 silam dan memiliki kapasitas sekitar 20 ribu penonton.
Namun, karena minimnya dukungan yang didapat timnas Filipina, PSSI-nya Filipina, Philippine Football Federation (PFF) memutuskan untuk menjadikan Stadion Panaad sebagai kandang baru The Azkals.
Bukan hal yang aneh timnas Filipina minim dukungan, di sana, masyarakatnya memang lebih menggemari basket ataupun boxing.
Sementara di Bacolod, masyarakatnya punya ketertarikan lebih besar terhadap sepak bola dibanding daerah-daerah lainnya di seluruh penjuru negeri asal Manny Pacquiao itu.
Buktinya, di sana terdapat sebuah festival sepak bola tahunan bernama Bacolod City Football Festival Week yang diselenggarakan setiap April yang sudah dimulai pada 2015.
Keputusan menjadikan Stadion Panaad sebagai kandang timnas Filipina tak terlepas dari besarnya jumlah kehadiran suporter Ceres-Negros yang hadir mendukung tim kesayangan mereka.
Dikutip dari sports.inquirer, laga kandang Ceres Negros vs Tampines Rovers pada 7 Maret 2017, disaksikan lebih dari 10 ribu penonton.
Rekor lebih banyak lagi pernah terjadi di stadion yang sama saat timnas Filipina menjamu timnas Mongolia pada ajang AFC Challenge Cup, saat itu ada 15500 penonton yang hadir pada 9 Februari 2011.
Dengan berbagai catatan menggembirakan soal jumlah kehadiran penonton di sana, tak heran kalau stadion itu menjadi andalan buat timnas dan klub-klub Filipina pada ajang internasional.
Padahal, kondisi stadion itu tak bisa dibilang bagus untuk menggelar event internasional.
Hal itu pernah menjadi perbincangan saat timnas Filipina menjamu timnas Thailand pada ajang Piala AFF 2018.
Cant believe this is the dressing room of PHL's Panaad Park Stadium... ???????????? pic.twitter.com/xIH79682If
— All Things Thai Football (@ThaiFootballs) November 20, 2018
Kamar ganti stadion yang diunggah akun Twitter tentang sepak bola Thailand, menyoroti betapa tak layaknya fasilitas di stadion itu.
Buat penonton layar kaca, menyaksikan sebuah laga yang disaksikan di stadion itu, juga jauh dari kesan kata mewah.
Rumputnya tak sehijau dan semulus seperti di stadion-stadion modern, begitu juga bagian tribunenya yang sederhana seperti khasnya stadion-stadion di kawasan Asia Tenggara lainnya.
Satu hal yang unik adalah, tumbuhnya pepohonan di sekitaran tribune, sesuatu yang mengingatkan kita dengan Stadion Tambaksari di Surabaya dan Stadion Tri Dharma di Gresik.
Mau bagaimanapun, seperti yang diterangkan Kaya FC dalam keterangan resminya, Stadion Panaad adalah satu-satunya venue yang lolos standar AFC di Filipina.
Meski masih ada Stadion Rizal Memorial yang pernah dipakai Global Cebu (kini bernama United Makati) pada ajang Piala AFC 2017 ataupun Philippine Sports Stadium, Stadion Panaad tetap jadi pilihan utama.
Laga terdekat yang akan dihelat di Stadion Panaad adalah lanjutan Piala AFC antara tuan rumah Ceres Negros kontra Persija Jakarta, Rabu (3/4/2019), pukul 18.30 WIB.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar