Kini, selain seluruh lapisan masyarakat bisa ikut berlaga, pemenang juga diberi ganjaran yang sangat besar - menjadi wakil Jepang di Liga Champions Asia alias kompetisi kasta teratas antarklub di benua Asia.
Artinya, Jepang memberikan panggung khusus dengan hadiah yang sangat menarik agar kompetisi ini tetap menjadi yang terbesar di Jepang. Bahkan predikat "tim terbaik di Jepang" tahun itu juga biasanya disematkan kepada para pemenang Piala Kaisar.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Piala Presiden bisa menjadi padanan kompetisi-kompetisi tersebut di Indonesia?
Sebuah Kompetisi, Sebuah Melodi
Piala Presiden hadir pertama kali pada 2015, gelaran ini muncul akibat kekosongan kompetisi karena sanksi FIFA yang diterima Indonesia saat itu.
Edisi keempat Piala Presiden yang digelar tahun ini bisa dibilang sudah mulai menjelma menjadi salah satu kompetisi tertinggi di Indonesia - meski ia tak resmi dan hanya berstatus sebagai turnamen pra-musim.
Meski begitu, Piala Presiden memiliki keunggulan-keunggulan yang membuatnya terus menarik minat para pecinta sepak bola sekaligus memunculkan harapan baru di Indonesia.
Paling tidak, Piala Presiden mampu terus berjalan setiap tahun meski sempat tak dilangsungkan pada 2016. Piala Presiden setidaknya lebih konsisten daripada Piala Indonesia - kompetisi resmi piala di Indonesia saat ini.
Piala Indonesia sempat hiatus pada tahun 2011, lalu kemudian tak dilangsungkan lagi antara 2013 hingga 2017 sebelum bergulir tahun lalu, itu pun kompetisinya belum selesai hingga saat ini.
Selain soal penyelenggaraan, Piala Presiden juga mempunyai keunggulan dalam hal dana dan transparasi sebagai salah satu hal yang terus mereka gaungkan sejak kompetisi ini bergulir. Tidak menggunakan dana pemerintah dan juga fair play adalah hal lain yang menjadi trademark dari penyelenggaraan Piala Presiden.
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar