BOLASPORT.COM - Perundungan atau bullying dapat terjadi kepada siapa saja dan sering ditemukan pada lingkungan sekolah maupun lingkungan akademik lanjutan.
Definisi umum perundungan adalah tindakan yang dilakukan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau memaksa pihak lain yang lebih lemah.
Dua atlet yang bernaung di bawah organisasi bela diri terbesar, ONE Championship, yaitu Stefer "The Lion" Rahardian dan Anthony "The Archangel" Engelen dari Indonesia turut angkat bicara atas fenomena bullying yang masih terjadi di lingkungan sekolah.
Anthony Engelen dan Perundungan
Anthony Engelen, petarung divisi featherweight di ONE, sempat mengalami perundungan atau bullying semasa masih bersekolah, baik di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah atas di kota kecil bernama Ermelo, Belanda.
Baca Juga : Priscilla Lumban Gaol Incar Kemenangan Pembuka 2019 di ONE: For Honor
"Bullying itu terjadi karena saya adalah siswa yang bertubuh paling kecil di kelas," tutur Anthony Engelen.
"Walaupun gangguan itu tidak dilakukan oleh kawan-kawan sekelas, saya sering diganggu oleh siswa-siswa yang lebih senior di sekolah."
"Seni bela diri sangat mengajarkan saya untuk membela diri sendiri dalam situasi sulit, menjadikan saya lebih percaya diri."
"Saat para pelaku mencoba melakukan bullying, saya tahu caranya membela diri dan biasanya mereka akan segera menyadari bahwa mereka mengganggu orang yang salah."
"Seiring waktu, saat saya semakin serius mempelajari seni bela diri, semua peristiwa bullying itu pun berhenti karena kepercayaan diri saya juga semakin bertambah."
"Mungkin mereka bisa melihat bahwa tidak ada gunanya mengganggu saya," ujar atlet berusia 33 tahun tersebut yang mengaku akhirnya dapat berjalan keliling sekolah dengan tenang.
Petarung yang tergabung dalam Bali MMA ini pun berbagi tentang pengalamannya menghadapi para perundung dan tentang nilai-nilai penting yang bisa dipelajari dari seni bela diri.
Baca Juga : Rekor Baru ONE Championship, 41,9 Juta Orang Saksikan ONE: A New Era
"Beberapa kali saya menghadapi para perundung, walaupun mereka bertubuh dua kali lebih besar atau berusia lebih tua daripada saya," kata Anthony Engelen.
"Anehnya, di akhir tiap perkelahian, justru saya yang dihukum oleh para guru."
"Salah satu hal paling dasar dan terpenting yang diajarkan dalam seni bela diri adalah menumbuhkan rasa percaya diri, tetap tenang, dan menjauh dari situasi yang buruk."
"Hal itu yang akan saya lakukan jika ada seseorang yang menantang berkelahi di luar ring."
"Saya akan mencoba meredam perselisihan dengan kata-kata atau pergi menghindari."
"Cobalah untuk menghargai satu sama lain karena perkelahian tidak membawa kebaikan apapun, setidaknya kalau tidak dilakukan di dalam arena pertandingan," ucap atlet yang baru saja berlaga di ajang ONE: A New Era di Jepang, beberapa waktu lalu.
Stefer Rahardian Berdiri Melawan Perundungan
Sementara itu, Stefer Rahardian mengakui bahwa pernah mengalami bullying secara langsung ketika masih menimba ilmu di salah satu sekolah swasta Katolik di Jakarta.
Baca Juga : ONE Championship Umumkan Kerja Sama dengan Organsisasi MMA Dunia
Sebagai seorang siswa yang bertubuh kecil, Stefer sering harus menyembunyikan uang saku dalam kaos kaki untuk mencegah pemalakan atau perundungan dari siswa lain, sebelum dia mengambil keputusan untuk mengumpulkan seluruh keberaniannya menghadapi para perundung (pelaku bullying) dan terlibat dalam sebuah perkelahian.
Setelah perkelahian yang berakhir dengan kemenangannya itu, Stefer tidak pernah diganggu lagi oleh para perundungnya.
"Dalam menghadapi pelaku bullying, sangat tergantung pribadi masing-masing," tutur Stefer Rahardian.
"Kalau saya, misalnya, dahulu lebih memilih untuk melawan balik."
"Semasa sekolah, saya menolak hak atau kebebasan pribadi saya diinjak-injak karena bagaimanapun juga sekolah adalah tempat kita menimba ilmu dan pendidikan, bukan ilmu untuk saling membully," ujar atlet ONE divisi strawweight yang berlatih di Bali MMA ini.
Baca Juga : Nilai Kerendahan Hati dari Eko Roni Saputra Usai Debut di ONE Championship
Lalu, bagaimana pengalaman mengalami bullying ini berubah menjadi motivasi atau kekuatan Stefer hingga saat ini?
"Pengalaman menjadi korban bullying sebenarnya bukan hal yang baik jika harus dijadikan motivasi dalam hidup," kata Stefer Rahardian.
"Kita harus menjadikan diri kita sendiri lebih kuat dan tidak menyerah dalam melakukan tujuan atau meraih cita-cita yang kita inginkan," ucap Stefer lagi.
Atlet yang memiliki prestasi gemilang di ONE Championship ini memiliki pesan pribadi bagi para korban maupun pelaku perundungan.
Baca Juga : Eko Roni dan Dwi Ani Retno Petik Pelajaran Mahal dari ONE Championship
"Untuk para korban bullying, jangan pernah merahasiakan apa yang Anda alami dari orang tua atau guru, karena orang tua berhak mengetahui apa saja yang kita alami di sekolah," tutur Stefer Rahardian.
"Sebagai pribadi, Anda harus siap untuk melawan balik dan jangan biarkan hak sebagai individu dirampas melalui cara-cara seperti bullying."
"Menurut saya, bullying itu adalah perampasan hak secara mental dan psikis."
"Sementara untuk para pelaku bullying, hentikan dan jangan pernah lagi lakukan hal itu karena bullying hanyalah tindakan seorang pengecut terhadap orang yang lebih lemah."
"Jika kalian sebagai pelaku bullying merasa kuat, maka tunjukkan diri kalian dalam kegiatan yang lebih positif atau kegiatan yang bersifat kompetisi, bukan merundung orang lain yang lebih lemah," ujar Stefer menambahkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | onefc.com |
Komentar