Membawa Tottenham ke final untuk berjumpa Liverpool memperbolehkan publik Spurs menjangkau mimpi yang terakhir terbangun puluhan tahun silam.
Tottenham baru menjuarai ajang kontinental tiga kali, yaitu Piala Winners 1962-1963 dan Piala UEFA 1971-1972 serta 1983-1984.
Baca Juga : Liverpool dan Tottenham Gagalkan Tim Kesembilan Raih Treble Winner
Pochettino baru berusia dua bulan ketika pasukan Spurs mengangkat trofi pertama di Piala UEFA.
Dibanding membahas strategi dan taktik Mauricio Pochettino secara njelimet, saya lebih tertarik melihat kekuatan personal dia membangun tim dari level paling dasar: ruang ganti dan tempat latihan.
Poche lebih memandang tim dan suporter sebagai satu keluarga. Dia mengakrabkan diri dengan semua pemain, staf, hingga koki dan pegawai lain di markas tim.
Hal serupa berlaku bagi semua pemain dan ofisial tim. Setiap hari dia tertawa bersama pemain dalam sesi di lapangan.
Baca Juga : Lolos ke Final Liga Champions, Pochettino Gembira Bersua Juergen Klopp
Poche berperan sebagai pelatih komplet yang cerdas dalam segi taktikal, juga konsultan pemain soal kondisi fisik, teknik, dan mental.
"Dia salah satu pelatih terbaik di dunia. Tahu bagaimana cara pemain mengeluarkan kemampuan terbaik, memberi kans tampil di laga penting, dan sangat memercayai kami," kata Harry Kane.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | The Guardian, bbc.co.uk, dailymail.co.uk, as.com, transfermarkt.com, Tottenhamhotspur.com |
Komentar