Karena, itu hanya tumpukan simpanan para pemain.
PFAM percaya bahwa jumlah itu sebenarnya lebih besar ketika menyangkut pembinaan dan impor pemain.
”Demikian juga, informasi tidak resmi diterima oleh PFAM, tetapi para pemain tetap diam karena mereka ingin memberi waktu kepada tim membayar tunggakan,” kata Izham.
Selain itu, Izham mengatakan PFAM sangat kecewa karena klub sebelumnya menggunakan alasan menunggu hibah hak siar dari pengelola Liga Malaysia, MFL, untuk menyelesaikan hutang.
Namun, klub itu masih tidak dapat melakukan pembayaran meskipun uang telah diberikan oleh MFL.
”Tim-tim seperti Malaka (United), Kelantan, Negeri Sembilan, dan Pahang masih membisu mengenai hal ini,” kata Izham.
”Ada juga tim yang telah mengatur pembayaran bertahap kepada para pemain, tetapi masih melanggar kesepakatan seperti ATM, PDRM, dan Felda (United) FC," ujarnya.
Baca Juga: Main 38 Menit, Eks Penyerang Persija Ucapkan Goodbye pada Liga Europa
Selain itu, menurut Izham, nasib para pemain dari tim tertutup tetap terpinggirkan.
”Para pemain Perlis, TCFC (Kota Terengganu), Hanelang, Kuantan FA dan Marcerra United terus berada dalam keadaan syok,” ujar Izham.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Bharian.com.my |
Komentar