Apalagi, kala itu, menurutnya, skuad bulu tangkis Indonesia belum memiliki tim fisiioterapis khusus layaknya di zaman sekarang.
"Fisik saya tidak dalam kondisi terbaik, saya benar-benar capek sebelum final itu," ucap dia.
Baca Juga: Bosan Dapat Dua Medali Perak, PV Sindhu Bidik Emas Kejuaraan Dunia
"Faktanya, saya agak tidak ingat apakah kami memiliki fisioterapis atau masseur saat itu, tetapi sepertinya tidak ada," imbuhnya.
Berkat tekad kuat dan mental yang tak mau menyerah, kekhawatiran Hariyanto Arbi saat itu urung terjadi.
Dia justru tampil dominan atas lawannya, Park Sung-woo, dan memenangi laga dalam dua gim langsung dengan skor 15-11, 15-8.
Hariyanto Arbi pun resmi menyabet titel Juara Dunia pertama dalam karier bulu tangkisnya.
"Saya sudah pernah kalah dari dia (Park Sung-woo) pada ajang Piala Thomas 1994. Saya sempat gugup, tetapu saya pikir saat itu rasa gugup lebih baik daripada menjadi terlalu percaya diri,"ujar Hariyanto Arbi lagi.
Baca Juga: Ikuti Jejak Axelsen dan Shi Yuqi, Brice Leverdez Juga Absen pada Kejuaraan Dunia 2019
Pada Kejuaraan Dunia 2019, skuad Merah Putih di nomor tunggal putra bakal diwakili oleh Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Tommy Sugiarto.
Ketiga tunggal putra tersebut menyandang status unggulan, dimana Jonatan merupakan unggulan keempat, Anthony unggulan keenam, sedangkan Tommy adalah unggulan ke-15.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar