Ujung-ujungnya, The Reds gagal mempertahankan konsistensi dan finis di peringkat ke-8 Premier League, babak III Piala FA, serta babak IV Piala Liga.
Semusim berikutnya atau di periode penuh Evans, start gemilang terulang dengan hasil akhir yang mengalami peningkatan, tetapi tidak begitu cemerlang.
Pekan pertama EPL 1994-1995, Liverpool menggebuk Crystal Palace 6-1.
Kemudian dilanjutkan dengan kemenangan 3-0 atas Arsenal yang diwarnai hat-trick kilat Robbie Fowler dalam interval 4 menit, 35 detik saja.
Dengan komposisi musuh yang nyaris sama dengan musim ini, The Reds kala itu memukul Southampton 2-0 pada pekan ketiga. Bagaimana cerita akhirnya?
Liverpool finis keempat di klasemen Liga Inggris, ronde keenam Piala FA, tapi menjuarai Piala Liga 1994-1995.
- Baca Juga: Mantan Pemain Liverpool Ungkap Dua Masalah Manchester United
- Baca Juga: Klasemen Liga Inggris Pekan Ketiga - Liverpool di Puncak, Man City Mendekat
Kata kuncinya adalah konsistensi. Memori buruk bisa dihindari jika Mohamed Salah cs menjaga momentum positif awal musim hingga pengujung kompetisi.
Sebagai komparasi kekinian, Man City "hanya" membukukan 7 poin dari 3 partai awal musim lalu atau minus 2 angka dari torehan Liverpool musim ini.
Namun, kunci yang dipegang The Citizens ialah cara untuk melesat di saat para rival sedang kendur.
Hal itu terutama dilakukan pada 14 pekan terakhir, di mana Man City sukses memenanginya secara beruntun hingga menjadi kampiun di ujung kompetisi.
Di lain pihak, start Liverpool musim lalu sebenarnya lebih baik dari Man City dengan torehan kemenangan beruntun hingga pekan keenam.
Akan tetapi, awalan yang mengesankan saja tak cukup sebagai modal juara di akhir musim dengan selisih satu angka saja dari Man City.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | liverpoolecho.co.uk, Premierleague.com, Opta Joe |
Komentar