BOLASPORT.COM - Tanggal 26 Oktober mencatat sejarah kelam dalam dunia sepak bola yang hingga kini dikenal dengan sebutan Sepak Bola Gajah.
Hari ini empat tahun lalu, dipentaskan pertandingan antara PSS Sleman dan PSIS Semarang pada babak delapan besar Divisi Utama.
PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto Yogyakarta, Berbah, Sleman, Minggu (26/10/2014).
Pada laga tersebut PSS Sleman menang dengan skor 3-2 atas PSIS Semarang.
Baca Juga: La Nyalla Mattalitti Menarik Diri dari Kongres Pemilihan PSSI
Namun, bukan perkara skor tersebut yang menjadi soal. Coba bayangkan saja, ada lima gol bunuh diri yang tercipta dalam satu pertandingan itu.
Ya, PSS Sleman dan PSIS Semarang sama-sama mencetak gol bunuh diri agar lawannya unggul.
Kejanggalan pertandingan itu mulai tampak pada 10 menit terakhir pertandingan.
Gol PSS diciptakan oleh bunuh diri Fadli Manan (90') dan Koemadi (90' dan 90+3').
Adapun gol PSIS terjadi karena bunuh diri Hermawan (86') dan Agus Setiawan (88').
Permainan tak sportif yang dipertunjukkan kedua tim itu adalah agar terhindar dari Borneo FC pada babak semifinal Divisi Utama.
Baca Juga: Tiga Pemain Senior di Timnas U-23 Indonesia Bikin Indra Sjafri Nostalgia
Sebab, tim Pesut Etam dinilai memiliki keunggulan berupa faktor non-teknis kala itu.
Belakangan diketahui bahwa Sepak Bola Gajah tersebut diarahkan oleh petinggi masing-masing klub.
"Jadi, saat turun minum, saya dipanggil Pak Suparjiono (Manajer PSS saat itu). Saat di ruang ganti, manajer mengatakan kalau saya bikin gol bunuh diri, PSS akan terhindar dari Borneo FC," ujar Ronald (nama samaran pemain PSS) pada acara Kupas Tuntas yang digelar oleh Forum Diskusi Suporter Indonesia di Hotel Merapi Merbabu, Yogyakarta, Rabu (29/7/2015) malam.
Saat babak kedua berjalan, Supardjiono yang disebut dalam kesaksian itu juga mendorong para pemain PSS untuk melakukan gol bunuh diri agar tak kedahuluan oleh PSIS.
Kejanggalan dalam pertandingan PSS vs PSIS itu tak luput dari pengamatan PSSI.
FIFA dan media-media internasional pun turut menyoroti keganjilan pada laga PSS vs PSIS tersebut.
Pelatih PSS Herry Kiswanto dan PSIS Eko Riyadi yang terlibat dalam permainan tak sportif ini dijatuhi sanksi seumur hidup oleh Komisi Disiplin (Komdis PSSI).
Baca Juga: 3 Gelandang Timnas U-23 Indonesia Selevel dengan Evan Dimas Darmono
Komdis juga menjatuhi sanksi serupa kepada para pemain PSS dan PSIS.
Agus Setiawan dan Hermawan Putra dari PSS Sleman serta Kumaedi dan Fadli Manan dari PSIS dilarang bermain sepak bola lagi seumur hidup.
"Hukuman yang sama juga kami berikan kepada penjaga gawang PSIS, Adi Nugroho, serta Saptono yang merupakan seorang striker yang justru berdiri di gawang lawan untuk mencegah terjadinya gol ke gawang lawan," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan seusai rapat.
"Dari PSS, penjaga gawang Riono juga mendapat sanksi yang sama," ujar Hinca menambahkan.
Namun sanksi yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI tersebut berubah setelah mengajukan banding.
Pada 2017 hukuman untuk Herry Kiswanto pun resmi dicabut. Ia kini sudah kembali menjadi pelatih seperti sedia kala.
Berikut cuplikan video sepak bola gajah PSS Sleman vs PSIS Semarang:
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar