Toure, yang meraih tiga gelar Liga Inggris bersama City dan Liga Champions kala membela Barcelona, yakin sudah saatnya para pemain mengambil tindakan lebih tegas.
Baca Juga: Chiangrai United Juarai Liga Thailand 1 2019 Berkat Head To Head
”Mereka harus serius tentang hal itu. Pemain perlu membuat langkah serius tentang hal itu kalau tidak mereka (para pelaku rasisme) akan terus melakukan itu,” kata Toure.
”Mereka harus dikeluarkan dari para pemain yang sedang lapangan.”
Toure pada momen ini juga bicara soal peran pentingnya bagi Qingdao dalam kemenangan 2-0 atas Shanghai Shenxin pada Sabtu (26/10/2019)) pada laga yang hanya dihadiri beberapa ratus penonton.
Kemenangan memastikan klub itu promosi ke Liga Super China 2020.
Namun, Toure yang gabung Qingdao Huanghai per Juli 2019 mengatakan, dia tidak mungkin tetap bersama klub ini tahun depan.
Baca Juga: Liga Belanda – PSV Digulung AZ, Ajax Pesta dan Makin Nyaman di Puncak
”Saya pikir semua ini akan selesai pada Desember 2019 atau Januari 2020. Saya akan pergi, karena saya ingin tantangan lain,” kata Toure, yang bersumpah untuk bermain sampai ia berusia 40 tahun.
”Orang-orang berpikir bahwa saya sudah selesai, tetapi saya belum selesai,” tuturnya.
Toure telah menikmati mantranya pada sepak bola China dan menekankan bahwa dia tidak pernah mengalami segala bentuk diskriminasi di negara ini.
”Ini pengalaman yang menyenangkan karena saya telah melihat orang-orang dengan mentalitas yang berbeda dari Eropa. Baik itu, cara bermain sepak bola, perasaan, dan perilaku mereka di lapangan," kata Toure.
”Ketika saya bermain di stadion, tidak ada yang memojokkan saya karena saya berkulit hitam. Itu budaya yang berbeda, mereka menghormati.”
”Di Eropa, banyak yang enggan menghormati siapa pun,” tuturnya.
Baca Juga: Liga Super China, Anak Asuh Fabio Cannavaro Nyaris Kalah dan Tertekan
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | afp.com |
Komentar