BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis spesialis ganda Korea Selatan, Lee Yong-dae, punya kenangan kurang berkesan soal pertemuannya dengan para ganda putra asal Indonesia, terutama pada Asian Games 2019.
Lee Yong-dae tercatat meraih satu medali perak dan dua medali perunggu pada Asian Games.
Menariknya, semua kekalahan Lee pada Asian Games terjadi saat dia bertemu wakil Indonesia.
Lee menceritakan pengalamannya tersebut dalam wawancara dengan Jang Hansol, pemilik kanal YouTube Korea Reomit.
"Saya selalu kalah pada Asian Games melawan atlet Indonesia. Tahun 2006 saya kalah dari Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, lalu 2010 saya kalah dari Markis Kido/Hendra Setiawan. Terakhir, pada 2014 saya dikalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan," kata Lee.
Lee Yong-dae bertemu Luluk/Alvent pada semifinal Asian Games 2006, kala berpasangan dengan Jung Jae-sung.
Lee/Jung kalah 25-23, 18-21, 19-21. Mereka pun harus puas mendapat medali perunggu.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Siap Hadapi Jadwal Padat Jelang Akhir Tahun
Kisah sama terulang untuk Lee/Jung pada Asian Games 2010. Mereka harus mengakui keunggulan Markis Kido/Hendra Setiawan pada babak semifinal, 15-21, 21-13, 18-21.
Lee lalu berganti pasangan menjadi Yoo Yeon-Seong pada Asian Games 2014.
Bertanding di kandang sendiri di Incheon, Lee/Yoo bertemu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada babak final.
Lee kembali menelan pil pahit. Kekalahan 16-21, 21-16, 17-21 dari Ahsan/Hendra membuatnya harus puas meraih medali perak.
"Saya tidak pernah kalah melawan pemain lain di Indonesia, tetapi selalu kalah melawan pemain Indonesia," tutur Lee.
Pemain berusia 31 tahun tersebut menyebut kelebihan pemain Indonesia yang belum dimiliki pemain Korea.
"Indonesia sangat bagus di sektor ganda. Serangan pemain Indonesia banyak yang tidak bisa diprediksi. Pergelangan tangan mereka luwes sekali," ucapnya.
"Netting mereka bagus dan permainannya sangat detail serta halus. Drive mereka juga luar biasa," kata Lee lagi.
Lee juga memuji pembawaan pemain Indonesia yang dinilainya lebih tenang.
"Beberapa atlet kerap tampil agresif, sementara pemain Indonesia sangat kalem. Saya juga heran, karena mereka sama sekali tak memberi kesempatan menyerang," ucap dia.
"Hanya saja mereka sering menyerah ketika pertandingan sudah selesai dan penampilannya pun menurun. Baru pada gim kedua mereka bangkit dan membalikkan situasi," tutur Lee melanjutkan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | YouTube |
Komentar