Semua ini dalam upaya untuk memastikan bahwa pembayaran kepada staf sesuai aturan.
Namun, posisi keuangan dan tata kelola Warriors FC ternyata tidak membaik.
Selain pelanggaran di atas, klub ini juga gagal melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu.
Sampai dengan 31 Desember 2019, sejauh yang bisa dikatakan, Warriors FC berhutang sebesar lebih dari 800 ribu dolar Singapura atau lebih dari 8 miliar rupiah.
Hutang itu kepada pemain dan staf klub, Dewan CPF, dan dinas pajak negara itu.
Jumlah ini tampaknya tidak termasuk utang Warriors FC kepada kreditor dari pihak ketiga lainnya, yang FAS tidak sepenuhnya tahu.
Salah satu kreditor pihak ketiga yang dikenal FAS adalah klub Liga Jerman, Borussia Dortmund.
FAS memahami bahwa tunggakan terhutang oleh Warriors FC ke klub Jerman sehubungan dengan biaya lisensi.
Efek semua hal itu akhirnya Warriors FC tak bisa berkompetisi pada Liga Singapura dan Piala Singapura 2020.
Baca Juga: Ada 3 Nama, Aroma Persib Kental di Bali United untuk Liga Champions Asia 2020
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | AseanFootball.org |
Komentar