Tim tentu saja tidak akan menanggung seluruh biaya sendirian. Pengeluaran mereka bergantung dari bantuan sponsor serta subsidi dari Dorna selaku penyelenggara MotoGP.
Setiap tim independen yang berkiprah juga sokongan dana sebesar 2 juta euro (Rp30 miliar) untuk setiap pembalap dari Dorna.
Adapun jika berhasil mendatangkan banyak sponsor, anggaran yang harus ditanggung bisa semakin mengecil.
"Kami hidup dari sponsor," kata bos Pramac Racing—tim satelit Ducati—Francesco Guidotti, dilansir BolaSport.com dari BikeSportNews.
"Mereka bisa datang secara langsung, seperti Pramac dalam kasus kami, atau tidak langsung. Mereka biasanya menutup 65 persen dari bujet total," imbuhnya.
Baca Juga: Meski Ada Kans, Sejak Dulu Valentino Rossi Malas Bikin Tim di MotoGP
Kembali bicara soal tim baru Valentino Rossi, menambah skuad untuk kelas MotoGP tak melulu berdampak soal pengeluaran saja.
Pasalnya, mendaftarkan tim baru bisa memengaruhi proyek Sky Racing Team VR46 merupakan nadi dari ambisi The Doctor untuk mencetak talenta baru dari negaranya.
Rossi memilih jalan lain. Bagi dia, akan lebih berfaedah mencari tempat yang sudah tersedia apabila masih berhasrat terus membalap di MotoGP.
"Ini sebuah masalah besar. Lebih baik [musim depan saya bergabung] dengan Petronas," ucap pemenang sembilan gelar juara dunia itu menegaskan.
Baca Juga: Marc Marquez dan Alex Marquez Punya Tekad Berbeda pada MotoGP 2020
Baca Juga: Motul Siap Dukung MotoGP Indonesia Saat Digelar di Mandalika
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar