Baca Juga: Ada Peran Susy Susanti di Balik Kilau Emas Olimpiade Alan Budikusuma
Indonesia menurunkan Alan Budikusuma, Joko Suprianto, dan Ardy B Wiranata pada Olimpiade Barcelona 1992.
"Saya tidak diunggulkan, tekanannya tentu berbeda. Semua pelatih saat itu berharapnya kepada teman saya, Ardy. Tekanan lebih besar ada di Ardy. Jadi saya, ya sudahlah, asal ikut saja, main tanpa beban," aku Alan.
"Saya lihat juga perhatiannya agak berbeda. Ya tidak apa-apa,karena saya juga sadar saat itu penampilan saya sedang tidak bagus sehingga tidak terlalu ada tekanan. Untuk melepaskan hal itu rasanya tidak mudah. Apalagi Olimpiade, semuanya campur aduk, tidak bisa makan, tidur, banyak sekali yang muter-muter terus di kepala."
Baca Juga: Kisah Susy Susanti Rebut Emas Olimpiade 1992 dari Tidak Bisa Tidur hingga Makan Ikan Asin
Namun, kehadiran Susy Susanti menjadi semacam pegangan buat Alan, begitu pula sebaliknya.
Susy saat itu merasakan tekanan yang luar biasa sehingga keduanya saling mendukung.
"Yang pasti saat final, begitu tahu Susy menang, saya mainnya jadi tidak ada beban. Pada final toh saya menang atau kalah, yang menang Indonesia. Saya lebih nothing to lose," ujar Alan.
"Saya bermain lebih tenang dan menguasai pertandingan. Saya rasa semua keputusan saya pas, feeling-nya juga enak," aku Alan.
Setelah menjadi juara di Olimpiade, Alan mengaku kepercayaan dirinya meningkat sebab target utamanya sebagai atlet telah ia penuhi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar