BOLASPORT.COM - Praveen Jordan kembali menjadi buah bibir para penggemar olahraga bulu tangkis setelah bersama tandemnya saat ini, Melati Daeva Oktavianti, berhasil menjuarai All England Open 2020.
Selain menjadi gelar pertama pada tahun ini, kesuksesan Praveen Jordan tersebut mengulang prestasinya pada empat tahun lalu bersama Debby Susanto.
Praveen pun kini tercatat sebagai pemain ganda campuran Indonesia pertama yang mampu meraih titel kampiun All England Open dengan dua pasangan berbeda.
Baca Juga: Gabriela Sabatini Ragu Turnamen Tenis Bisa Digelar Lagi Tahun Ini
Meski terkesan elite, sebetulnya performa Praveen masih belum bisa dibilang konsisten.
Dikutip BolaSport.com dari laman resmi BWF, ada dua kata yang mendeskripsikan Praveen secara sederhana.
Pertama, bakat. Kedua, inkonsisten.
Bicara soal yang pertama, talenta Praveen sebagai atlet bulu tangkis memang tak bisa diragukan.
Hingga tampil pada All England Open 2020, Praveen sudah mengoleksi 9 gelar juara dari nomor ganda campuran dan 1 titel kampiun dari nomor ganda putra.
Selain itu, atlet yang akrab disapa Ucok ini juga meraih empat medali emas SEA Games, dua dari kategori perorangan, dua dari kategori beregu.
Namun, ketika membicarakan kata yang kedua, Praveen kerap tampil tidak stabil.
Baca Juga: Gelar All England Open 2020 yang Diraih Praveen/Melati Tak Mengejutkan
Baik saat masih bermain dengan Vita Marissa, Debby Susanto, maupun Melati Daeva Oktavianti.
Hal tersebut diakui Debby, sang eks tandem.
"Saya bermain bersama Praveen sekitar tiga atau empat tahun dan saya berhasil meraih kemenangan terbesar bersama dia," ucap Debby, dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.
"Dia adalah pemain yang berbakat, dia masih muda. Saya pikir dia bisa menembus posisi lima besar, tetapi masalah dia adalah inkonsisten."
"Kadang, dia membuat banyak sekali kesalahan. Hanya itu masalah dia. Jika dia bisa mengatasinya, dia bisa menjadi pemain yang sangat bagus," tutur Debby lagi.
Senada dengan argumen Debby Susanto, eks pemain ganda campuran Denmark, Joachim Fischer Nielsen, juga menilai Praveen adalah atlet yang hebat.
Hanya, performa naik-turunnya akan tetap menjadi "gaya" Praveen selama berkarier.
"Saya pikir dia adalah pemain yang luar biasa. Ada beberapa naik-turun, seperti itulah dia dalam kariernya," ucap Nielsen.
"Dia bisa tampil di level yang sangat tinggi dalam satu turnamen, tetapi ada juga turnamen di mana dia bermain sangat rendah. Namun, itulah 'gaya' kariernya," kata Nielsen lagi.
Baca Juga: Timnas Bulu Tangkis Indonesia Diimbau Latihan Fisik Ringan di Tengah Masa Penangguhan Turnamen
Joachim Fischer Nielsen sempat merasakan kehebatan permainan bulu tangkis Praveen Jordan saat bertemu pada laga final All England Open 2016.
Kala itu, Nielsen yang berpasangan dengan Christinna Pedersen kalah dua gim langsung (12-21, 17-21).
Sampai Nielsen/Pedersen pensiun, rekor head to head mereka dengan Praveen/Debby ialah 6-6.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar