BOLASPORT.COM - Minggu tanggal 7 April 1996, masyarakat Indonesia menjadi saksi berlangsungnya balapan MotoGP untuk pertama kali di Bumi Pertiwi.
MotoGP menjadi salah satu olahraga yang paling digandrungi di Indonesia. Fanatisme penggemar MotoGP di Indonesia sudah diakui.
Potensi pasar yang besar di Indonesia membuat pabrikan rela mengirimkan pembalapnya untuk berkunjung, contohnya Marc Marquez dan Valentino Rossi pada Februari silam.
"Semangat yang mereka [Indonesia] miliki untuk MotoGP luar biasa," kata eks manajer tim Repsol Honda, Livio Suppo, setelah kunjungannya pada 2014, dilansir dari Crash.
"Mereka memperlakukan para pembalap seperti seorang rock star. Menyedihkan karena kami tidak membalap di sana," ucap Suppo menambahkan.
Ambisi Indonesia untuk menjadi tuan rumah MotoGP akan segera terwujud. Sebuah seri balap di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, telah dijadwalkan tahun depan.
Indonesia sebenarnya bukan negara yang asing bagi MotoGP. Pada 1996 dan 1997, para pembalap terbaik di dunia berkumpul untuk berlomba dalam ajang motor grand prix.
GP Indonesia kala itu diselenggarakan di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pada musim 1996, GP Indonesia menjadi seri kedua dalam kalender kejuaraan.
Baca Juga: Tyson Fury Tuding Tujuan Deontay Wilder Ajukan Duel Ulang karena Uang
Penyelenggaraan balapan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pembalap. Potensi turunnya hujan saat akhir pekan balapan menjadi penyebabnya.
Dalam kesempatan menjajal sirkuit pada Februari 1996, para pembalap dibuat tidak puas karena program uji coba mereka terganggu oleh hujan.
Buruknya cuaca juga membuat sang juara bertahan GP500, Mick Doohan, tak percaya diri. "Saya tak yakin dapat menaklukkan Sentul," ujar pembalap tim Repsol Honda itu.
Panita GP Indonesia tidak kehilangan akal. Mereka mengundang pawang hujan bernama Siswanto untuk memastikan cuaca cerah saat pembalap beraksi di lintasan.
Baca Juga: Satu Keunggulan Valentino Rossi Bikin Jorge Lorenzo Frustrasi Saat Jadi RIval
Artikel Tabloid BOLA No. 2.736 menulis Siswanto mengasah kemampuannya selama sepekan hingga berhasil menyingkirkan hujan Sentul pada hari lomba.
Balapan berjalan lancar. Sebanyak 15 ribu penonton hadir memadati tribune.
Doohan yang semula pesimistis sanggup keluar sebagai pemenang balapan kelas utama. Dia menuntaskan balapan 30 lap tersebut dalam waktu 43 menit 50,798 detik.
Alex Barros (Honda Pileri) dan Loris Capirossi (Marlboro Yamaha Roberts) melengkapi tangga podium dengan masing-masing finis di posisi ke-2 dan ke-3.
Baca Juga: Lewat Komentar Twitter, Iker Casillas Ajak Para Pemain Barcelona Reuni
Dari balapan kategori menengah, atau 250cc, Tetsuya Harada (Marlboro Yamaha Rainey) keluar sebagai pemenang edisi pertama GP Indonesia di kelasnya.
Harada mengalahkan Max Biaggi (Chesterfield Aprilia) yang menjadi runner-up. Podium ketiga diisi Ralf Waldmann (HB Honda Germany) yang tertinggal 12,6 detik dari Harada.
Beralih ke kelas terbawah 125cc, Masaki Tokudome (Team Ditter Plastic) menjadi pemenang usai memenagi duel dengan sang juara bertahan, Haruchika Aoki (Rheos Molenaar Racing).
Mundur agak jauh ke belakang, ada Valentino Rossi (Scuderia AGV) yang finis di urutan ke-11, tertinggal lebih dari 34 detik dari pemenang lomba.
Fastback | 125cc: GP Malesia 1996, la nascita della leggenda di Valentino Rossi https://t.co/00sQ28jTim pic.twitter.com/NSPXYXshTT
— TheLastCorner.it (@thelastcornerit) March 31, 2020
Baca Juga: Dana White Siapkan Pulau Pribadi demi Langsungkan Duel UFC Setiap Minggu
Pencapaian kurang memuaskan sang megabintang MotoGP dapat dimaklumi karena GP Indonesia 1996 merupakan balapan keduanya di ajang grand prix.
Balapan GP Indonesia 125cc juga diwarnai penampilan tiga pembalap Tanah Air. Mereka adalah Ahmad Jayadi, Ade Taruna, dan Petrus Canisius dari Yamaha Racing Team Indonesia.
Petrus Canisius mengakhiri lomba di posisi ke-20. Sementara Ahmad Jayadi berada tepat di belakangnya sebagai pembalap terakhir yang finis.
Indonesia seharusnya menjadi tuan rumah MotoGP hingga 2000. Namun kerja sama yang terjalin harus putus pada 1998 karena dampak krisis moneter.
Sebelum inflasi dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar, panitia menghabiskan dana hingga 5 miliar rupiah untuk menggelar balapan GP Indonesia pada 1996.
Sementara harga tiket GP Indonesia berkisar Rp25 ribu-1 juta untuk tiga hari, atau sejak sesi kualifikasi hingga balapan.
Baca Juga: Cocok dengan Skema Antonio Conte, Inter Milan Bakal Gaet Bek Gesit Arsenal
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar