BOLASPORT.COM - Presiden Madura United, Achsanul Qosasih, meminta PSSI untuk menerapkan proses seleksi berlipat dalam pencarian sekretaris jenderal seperti pada 2017 lalu.
Menurutnya, proses pemilihan Sekjen PSSI tiga tahun lalu merupakan proses seleksi yang sangat baik karena dilakukan secara berjenjang.
"Saya hanya mengusulkan kepada PSSI agar dalam mencari calon Sekjen PSSI harus menjalankan proses yang sama seperti saat pemilihan Ratu Tisha," kata Achsanul Qosasih dilansir Bolasport.com dari Kompas.
Baca Juga: Dream Chasers Inter Eps 1 - Panasnya Derby della Madonnina di Level Primavera
"Saat itu, prosesnya berjenjang dengan TPA melalui pansel (panitia seleksi), independen, dan profesional, sehingga memakan waktu 3 bulan," ucapnya lagi.
Sebagai informasi, pada pemilihan Sekjen PSSI tiga tahun silam, ada 30 kandidat yang mengikuti lima tahapan seleksi, termasuk tiga bagian uji kelayakan dan kepatuhan.
Tahap pertama diawali dengan mendaftar dan dilanjutkan dengan psikotes yang diberikan oleh Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat.
Baca Juga: Sempat Merasa Tertekan, Coco Gauff Nyaris Cuti Setahun dari Tenis
Para kandidat kemudian diminta untuk menjalani tes kesehatan yang menjadi indikator kondisi kesehatan sekjen karena tugas dan tanggung jawabnya yang sangat besar.
Setelah itu, tes dilanjutkan dengan tes kompetensi atau kecakapan dengan dua uji materi.
Kedua materi itu sendiri berupa leaderless grup discussion yang berfokus pada simulasi masalah serta melihat cara kandidat mengambil keputusan dan wawancara langsung dengan anggota Exco PSSI.
Kala itu, Ratu Tisha dinilai sebagai kandidat terbaik dari lima calon Sekjen PSSI yang tersisa.
Baca Juga: Jadon Sancho Semakin Dekat ke Man United, Dortmund Incar Sayap Valencia
Achsanul Qosasih menilai cara demikian dapat menciptakan kepercayaan terhadap PSSI dari semua pihak, baik dari publik sepak bola maupun dari kalangan umum.
Selain itu, proses seleksi yang berlipat dan ketat memperbesar kemungkinan mendapatkan Sekjen PSSI yang terbaik.
"Sekjen itu jantungnya organisasi, dia harus paham administrasi, memahami program, memiliki leadership, jaringan yang baik dengan pemerintah, dan jaringan internasional yang bagus. Sekjen bukan orang suruhan yang hanya diminta menyenangkan atasan," tutupnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | bola.kompas.com |
Komentar