BOLASPORT.COM - Pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, mengatakan duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tidak terbentuk begitu saja.
Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terbentuk pada 2010.
Kala itu, Richard Mainaky punya tiga alternatif untuk menggantikan pasangan main Liliyana Natsir yaitu Nova Widianto yang pensiun.
"Pilihannya waktu itu ada Tontowi, Muhammad Rijal dan Devin Lahardi," kata Richard, dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Sebut Faktor Keberuntungan Iringi Kesuksesan Raih Emas Olimpiade
"Saya coba ketiganya dipasangkan dengan Liliyana dan memang hasilnya bagus semua," sambung Richard.
Pilihan pada akhirnya jatuh kepada Tontowi.
"Feeling saya mengatakan Tontowi paling cocok dengan Liliyana, dan Liliyana juga paling sreg dengan dia. Saya bersyukur waktu itu PBSI memercayai keputusan saya," ujarnya.
Richard tak menampik kala itu banyak yang mempertanyakan keputusan dia memilih Tontowi berpasangan dengan Liliyana.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Tidak Pertimbangkan Tempuh Jalur Pemain Profesional
"Sempat banyak pertanyaan soal alasan memilih Tontowi, karena saat itu memang dia tak terlalu meyakinkan terutama pada footwork-nya," tutur Richard.
"Betul, dia memang berkharisma, tetapi lainnya masih nol," ujarnya lagi.
Richard dan Tontowi pun harus bekerja sama agar Tontowi bisa mengeluarkan potensi terbaik Tontowi.
Beruntung bagi Richard, Tontowi selalu menuruti instruksi yang diberikannya.
Baca Juga: Susy Susanti Beri Penjelasan soal Status Magang Tontowi Ahmad
"Kerjasama kami jadi lebih mudah karena dia penurut. Dia mau menjalankan apa yang dianjurkan pelatih," ucap Richard.
"Saat tahu dia punya kekurangan pada aspek footwork, dia terus melatih aspek itu untuk menunjang bola-bola atas," kata dia lagi.
Richard juga memuji teknik Tontowi yang menurutnya di atas rata-rata.
"Tontowi bisa menjadi pemain di atas rata-rata dan penempatan bolanya bagus. Namun, dia memang paling unggul pada bola-bola atas," tutur Richard lagi.
Baca Juga: Richard Mainaky Ingat Tantangan Satukan Tontowi/Liliyana Jelang Olimpiade
"Kalau Praveen Jordan punya power sekali smash, Tontowi serangannya tajam dan cepat."
"Dia juga pemain yang pintar. Dia bisa mengincar lawan saat smash, dan melakukannya pada waktu yang tepat dan mengarah," kata Richard.
Kombinasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terbukti mematikan di lapangan. Mereka telah membukukan sejumlah prestasi untuk Indonesia.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi juara dunia 2013 dan 2017, medali emas SEA Games 2011, hattrick juara All England (2013, 2014, 2015) dan medali emas Olimpiade Rio 2016.
Kesuksesan Tontowi dan Liliyana di Olimpiade 2016 semakin terasa manis karena medali emas mereka raih pada tanggal 17 Agustus atau Hari Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Richard Mainaky Ungkap 2 Faktor yang Mendorong Tontowi Ahmad Pensiun
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar