Selain gol salto yang spektakuler, gol kedua Bale pada laga tersebut juga tak kalah cantik.
Baca Juga: Nasib Kembaran Gareth Bale, dari Remaja Sensasional Jadi Pengangguran
Ia mampu memperdaya Loris Karius lewat tendangan jarak jauh dengan kaki kiri pada menit ke-83.
Kendati bermain hanya selama 29 menit, Bale menunjukkan kontribusinya dalam laga tersebut sangat besar.
Atas kontribusinya, Bale dinobatkan sebagai man of the match dalam laga final itu.
"Para pengamat memilih Bale karena permainannya yang berawal dari bangku cadangan dan gol akrobatik yang luar biasa untuk membuat timnya unggul," ujar Peter Rudbaek, yang mewakili kelompok pengamat teknis UEFA, dikutip BolaSport.com dari laman resmi UEFA.
Bale sendiri mengungkapkan bahwa momen mencetak gol di laga final seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
Baca Juga: VIDEO - Pengkhianatan Besar-besaran Robert Lewandowski di Der Klassiker
Pemain berusia 30 tahun ini pun tak menyangka bisa menciptakan gol salto lantaran sebelumnya ia tak pernah benar-benar berhasil melakukannya.
"Mencetak gol seperti itu di panggung terbesar di dunia sepak bola adalah mimpi yang menjadi kenyataan," tutur Bale, dilansir BolaSport.com dari laman resmi UEFA.
"Saya tidak pernah benar-benar mencetak gol salto. Saya sudah banyak berusaha dan itu sudah menjadi sesuatu yang berarti."
"Saya selalu ingin melakukannya. Saya ingat Marcelo memotong bola dan itu berada pada ketinggian yang tepat, bagus untuk mendapatkan koneksi yang tepat dan melihatnya menyentuh bagian belakang jaring," ucap Bale mengakhiri.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Daily Mail, UEFA, Dugout |
Komentar