BOLASPORT.COM - Legenda tinju dunia asal Amerika Serikat, Muhammad Ali, atau dulu bernama Cassius Marcellus Clay Jr sebelum memeluk agama Islam adalah salah satu petinju terbaik.
Muhammad Ali memulai debut profesionalnya pada 29 Oktober 1960. Saat itu, ia mengalahkan Tunney Hunsaker (Amerika Serikat) dalam enam ronde.
Muhammad Ali telah membukukan 19 rekor, (15 menang KO)-0. Beberapa petinju yang ia telah kalahkan antara lain Tony Esperti, Jim Robinson, Donnie Fleeman, Alonzo Johnson, George Logan, Willi Besmanoff, LaMar Clark, Doug Jones, hingga Henry Cooper pada 1963.
Pada 1962, Ali bahkan pernah mengalahkan mantan pelatihnya yang juga seorang petinju veteran, Archie Moore.
Dalam perjalanannya, kehebatan Ali semakin berkembang.
Dari 61 kali bertanding, dia 56 kali menang, 37 kali menang KO, 5 kali kalah, serta mengantongi 3 gelar juara dunia.
Deretan prestasi ini adalah pencapaian terbaik Ali sehingga dia disebut sebagai "The Greatest Boxer of All Time".
Namun, ada satu cerita berkesan ketika Ali kalah dari Tyrone Monaghan (Irlandia) yang berusia 17 tahun di halaman belakang rumah Monaghan. Ali bahkan harus duduk di tempat sampah sebagai hukuman karena kekalahannya.
Kisah ini dimulai pada 1967 ketika Ali dilucuti gelar juara dunianya karena menolak untuk berperang dalam Perang Vietnam.
Almarhum ayah Monaghan, Paddy Monaghan yang merupakan seorang pejuang perang dunia, marah karena hal ini.
Baca Juga: Hendra Setiawan Berminat Jadi Pelatih Setelah Pensiun, tetapi...
Dia meluncurkan petisi dan memulai kampanye di Inggris untuk mendapatkan kembali lisensi gelar juara dunia Ali.
Ketika Ali mengetahuinya dan kembali ke olahraga tinju pada 1970, keduanya menjadi sahabat karib.
Menurut Monaghan, Ali datang ke rumah mereka sekitar dua puluh kali atau lebih.
Namun, pertemuan yang paling berkesan adalah pada Agustus 1983 ketika Ali melakukan kunjungan ke rumah sederhana keluarganya di Abingdon, Oxfordshire, Irlandia.
Setelah mengalahkan Ali, Monaghan merasa tidak percaya bisa mengalahkan pemegang tiga gelar juara dunia itu dan menyaksikan Ali duduk di tempat sampah sebagai bentuk hukuman.
Monaghan yang sekarang berusia 54 tahun mengatakan orang di rumahnya tahu Ali akan datang ke rumahnya.
"Kadang-kadang itu seperti kunjungan pribadi sehingga kami tidak memberi tahu siapa pun. Namun, kali ini ada kerumunan di depan rumah kami," ucap Monaghan dilansir BolaSport.com dari The Sun.
"Ayah saya, saya dan keluarga kami ada di kebun. Dia keluar dari mobil, bersama dengan Howard Bingham. Muhammad membuka gerbang dan berjalan masuk dan dia menatap saya. Dia memeluk saya dan dia mulai melakukan gerakan tinju," tutur Monaghan.
"Saya ingat ibu saya memberinya jus jeruk, lalu dia berkata kepada saya, 'Tyrone, apakah kamu suka melakukan sparring?" Saya berpikir: "Oh, ya, mari kita mulai."
Setelah itu, keduanya pergi ke halaman belakang. Monaghan langsung mengenakan sarung tinju berwarna merah.
Baca Juga: Pernah Jadi Tukang Ledeng, Intip Profesi Conor McGregor dan 4 Petarung Lainnya Sebelum Jajal UFC
"Di halaman belakang, saya dan ayah biasa berlatih dan di sudut kami ada tempat sampah logam dengan tutup karet," tutur Monaghan.
"Muhammad berkata kepada saya, Tyrone, tidak ada ronde. Siapa pun yang menyerah terlebih dahulu duduk di tempat sampah itu. Jadi, kami bergerak dan bertanding. Itu luar biasa," aku Monaghan.
"Sejujurnya, bertarung dengan Muhammad Ali adalah hari terbesar dalam hidup saya. Saya jelas jauh lebih pendek darinya. Tetapi, saya mencoba melakukan gaya tinju Joe Frazier."
Setelah bertarung 4-5 menit, Monaghan mengaku tidak percaya bisa mengalahkan juara dunia.
"Dan dia pergi, lalu duduk di tempat yang bau itu sebagai hukuman. Dia memberi tahu ayah saya," ujar Monaghan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Sun |
Komentar