Setelah ada kritik keras Fifpro tersebut baru PSSI membuka pintu diskusi untuk semua stake holder demi membahas persoalan-persoalan seputar kontrak di masa pandemic virus corona ini.
General Manajer APPI, Ponaryo Astaman mengatakan bahwa dengan adanya yang terjadi itu menjadikan sebuah pelajaran baru untuk sepak bola Indonesia.
“Bagaimana cara yang benar dalam menangani seluruh stakeholder dalam sepak bola di Indonesia, dan ini butuh sinergi dari semuanya,” kata Ponaryo Astaman dalam Webinar APPI.
Tak hanya itu, kenapa PSSI menjadi sorotan karena memang PSSI menjadi federasi sepak bola satu-satunya yang mengambil langkah tanpa ada negosiasi terlebih dahulu.
Bahkan di Asia Tenggara Indonesia memiliki pemotongan gaji pemain paling tinggi dengan 75 persen tanpa negosiasi.
Sedangkan untuk Malaysia pemotongan gaji dari 5-10 persen, dan Thailand sebesar 50 persen untuk pemotongan gaji.
Baca Juga: Line-Up Bayer Leverkusen Vs Bayern Muenchen - Kai Havertz Absen Akibat Cedera
“Federasi PSSI menjadi satu-satunya negara yang membuat keputusan seperti ini (tanpa negsiasi). Tentu ini hal yang tidak bisa diterima oleh FIFPro. Karena itu mereka sampaikan dalam surat teguran,” ucapnya.
“Sekarang kita lihat ada perbaikan dari proses negosiasi dan yang dijalankan oleh PSSI. Saat ini mereka merangkul semua stake holder, klub, pelatih dan pemain. Ini sebuah langkah positif, dan ini yang harusnya dilakukan oleh PSSI.”
Meski saat ini ada diskusi antara pemain dan klub, tapi belum juga terlihat selesai permasalahan mengenai pemotongan gaji tersebut.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar