BOLASPORT.COM - Legenda tinju asal Amerika Serikat, George Foreman, mengaku mengalami depresi berat setelah dikalahkan Muhammad Ali.
George Foreman merupakan salah satu raja knockout (KO) dalam sejarah tinju.
Hal tersebut disebabkan George Foreman sering menghancurkan lawan-lawannya dengan mencatat kemenangan KO.
Big George, begitu Foreman dijuluki, juga diakui sebagai petinju tangguh pada masa jayanya dengan rekor 40 kemenangan secara beruntun.
Baca Juga: Fajar/Rian Gagal Pertahankan Gelar Usai Swiss Open 2020 Dibatalkan
Bakat Foreman semakin diakui setelah berhasil menumbangkan juara tinju lainnya, Joe Frazier, pada 22 Januari 1973.
Berkat hasil positif tersebut, Foreman mengambil alih semua sabuk juara kelas berat milik Frazier dan menjadi juara tak terbantahkan.
Setelah itu, Foreman sukses mempertahankan semua sabuk juara kelas berat miliknya dalam dua pertarungan selanjutnya.
Peraih medali emas Olimpiade Mexico City 1968 ini kemudian menerima tantangan dari Muhammad Ali.
Baca Juga: Fabio Quartararo Coba Yakinkan Valentino Rossi Gabung Petronas Yamaha SRT
Keduanya sepakat bertarung dalam pertandingan bertajuk Rumble in the Jungle di Kinshasa, Zaire, pada 29 Oktober 1974.
George Foreman percaya diri bisa mengalahkan Muhammad Ali.
Foreman merasa yakin bakal menang karena lantaran dalam laga sebelumnya menumbangkan Joe Frazier dan Ken Norton.
Frazier dan Norton dahulu pernah mengalahkan Ali, sehingga Foreman yakin bisa menaklukan petinju bernama asli Cassius Clay itu juga.
Baca Juga: Praveen/Melati Terima Bonus Juara All England Open 2020 Total Rp 450 Juta
Namun begitu, ekspetasi Foreman meleset. Rekor 40 kali kemenangan beruntun miliknya Foreman dihancurkan oleh Ali.
Petinju berjuluk The Greatest itu menodai rekor apik Foreman setelah membuatnya KO pada ronde kedelapan.
Hasil negatif milik pria 71 tahun itu memaksanya untuk mencopot semua sabuk juara kelas berat dan berpindah tangan menjadi milik Ali.
Dalam satu kesempatan, Foreman mengenang kembali ingatan buruk tersebut. Dia menceritakan permainan agresifnya sejak ronde awal ternyata tak mempan untuk melukai Ali.
Baca Juga: Kondisinya Belum Membalk, Michael Schumacher Bakal Jalani Operasi Lagi
Justru karena strategi agresifnya sejak ronde awal, Foreman malah kehilangan staminanya pada ronde-ronde selanjutnya.
Kelelahan yang dialami Foreman memudahkan Ali untuk melakukan serangan balik.
"Semua petinju takut kepada Muhammad Ali. Semua orang," kata Foreman seperti dilansir BolaSport.com dari The Sun.
"Jadi saya mengira akan bisa menjatuhkannya dalam satu atau dua ronde, sehingga dia tidak terlalu terluka."
"Pelatih saya menginstruksikan saya untuk menjatuhkannya pada ronde pertama, ronde kedua, ronde ketiga, dan saya pun tidak menghemat stamina."
"Lalu saya menyadari duelnya sudah memasuki ronde keempat, saya menghajarnya dengan setiap pukulan yang saya bisa dan dia tidak kehilangan kekuatannya."
"Di sisi lain, saya tidak bisa menjatuhkannya sesuai harapan ... malahan saya justru menjadi semakin lemah," ucapnya melanjutkan.
Foreman kemudian bercerita tentang situasi yang dialaminya setelah dikalahkan Ali.
Pemegang rekor juara kelas berat tertua itu merasa depresi seperti mengalami mimpi buruk dan sulit menerima kenyataan.
Baca Juga: Pelatih Bocorkan Alasan Mike Tyson Tolak Tawaran Tanding Senilai Rp252 Miliar
"Saya hancur setelah pertarungan. Saya telah menjadi profesional selama bertahun-tahun, tak pernah kalah dalam 37 laga," kata Foreman.
"Saya pikir saya bisa menghadapi segala sesuatu, kecuali kekalahan. Saya hancur. Saya selalu bangun tengah malam berpikir saya akan bangkit tetapi tetap kalah."
"Hal ini terus terjadi. Ini adalah masa sulit untuk menjalani hidup. Sangat sulit bagi saya untuk melupakannya," tuturnya melanjutkan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - 5 Fakta Duel Terakhir Mike Tyson, Jadi Bulan-bulanan dan Hampir Tak Terima Uang
Foreman kemudian memutuskan pensiun muda ketika berusia 28 tahun.
Setelah sepuluh tahun pensiun, Big George memutuskan turun gunung di usia 38 tahun.
Banyak yang mempertanyakan ketangguhan Foreman setelah hiatus selama 10 tahun.
Namun begitu, dia menjawabnya dengan aksinya. Foreman tetap ganas di atas ring dengan menghadirkan berbagai kemenangan KO.
Foreman bahkan dinobatkan sebagai petinju kelas berat tertua yang merasakan sabuk juara saat sudah berusia 45 tahun.
Foreman kemudian pensiun dengan meninggalkan catatan 76 kemenangan dan 5 kekalahan dari 81 pertarungan.
Baca Juga: Lee Zii Jia Sudah Terima Statusnya sebagai Penerus Lee Chong Wei
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | thesun.co.uk |
Komentar