"Kalo saya diminta pelatih, disuruh atur skor pertandingan, saya sudah pernah," ucap Fakhri dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
"Saya sampaikan kepelatih itu, 'Kalau kamu pasang saya, saya akan buat gol. Saya tidak peduli tim ini menang. Kalau kalian mau atur-atur, jangan mainkan saya'."
"Akhirnya kesepakatan itu, saya dikeluarkan di babak kedua. Ya terserah, kalau babak kedua mau diatur-atur saya terserah yang penting saya nggak ikut main," tambahnya.
Sikap melawan yang ditunjukkan oleh Fakhri didasarkan pada prinsip kejujuran yang dipegangnya.
Baca Juga: Richarlison Ungkap Tawaran Menggiurkan dari Man United dan Barcelona
Pelatih 54 tahun itu menilai bahwa jika para pemain dan pelatih di lapangan dengan sadar mengatur skor, maka mereka telah berbuah dosa besar.
Mereka, yang mengatur skor, telah mengkhianati para suporter yang datang ke stadion dengan penuh perjuangan.
"Buat saya dosa yang paling besar adalah ketika kita mengkhianati penonton yang datang ke stadion, kemudian kita sudah tahu hasil pertandingan itu seperti apa," ujarnya.
"Ini pengkhianatan yang luar biasa, ini kejahatan yang luar biasa. Terbayang nggak kita bahwa penonton itu mungkin tidak semua orang kaya. bisa jadi untuk membeli tiket Rp 20.000 itu dia kerja dua hari dua malam."
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube |
Komentar