BOLASPORT.COM - PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) merencanakan akan kembali menggelar Liga 1 yang akan berfokus di Pulau Jawa.
Hal itu membuat beberapa klub mulai menentukan markasnya masing-masing di Pulau Jawa, tidak terkecuali PSM Makassar.
PSM Makassar sendiri direncanakan akan bermarkas di Kota Yogyakarta.
Menanggapi hal tersebut, Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ) sebagai suporter PSM, Daeng Uki, mengatakan bahwa dirinya cukup kecewa atas keputusan tersebut.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Pemain Persija Otavio Dutra Hengkang dari Persebaya
Meski begitu, ia juga tetap berbesar hati demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Saat ini diakui Daeng Uki dirinya hanya bisa berharap yang terbaik untuk PSM Makassar dan mengajak para suporter lain untuk selalu mendukung serta mendoakan tim berjulukan Juku Eja tersebut.
"Kalau ditanya, pasti kecewa. Tetapi, kalau ini demi sepak bola Indonesia supaya lebih baik, kami harus berbesar hati."
"Kami berharap yang terbaik buat tim ini, dan mari kita dukung serta doakan bersama," katanya seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Timur, Minggu (12/7/2020).
Baca Juga: Aji Santoso Berharap Skuad Persebaya Sudah Bisa Berkumpul pada Agustus
Selain itu, menurut Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma, sebagai masyarakat dirinya hanya bisa mendukung apa yang sudah diputuskan oleh otoritas liga.
Dia berpendapat keputusan dilanjutkannya Liga 1 dapat menguntungkan untuk Indonesia di kancah Asia.
Pasalnya, jika harus dihentikan, justru persepakbolaan Indonesia ke depannya akan mendapat risiko yang besar.
"Sebagai masyarakat, ini sebuah keputusan dari badan liga, di mana dengan dilanjutkannya kompetisi bisa menghasilkan wakil Indonesia baik di Piala AFC maupun Champion Asia."
Baca Juga: Pemain Bali United Ini Akui Belum Tahu Kapan akan Renegosiasi Kontrak
"Kalau mau menghentikan kompetisi, ada sebuah risiko bagi persepakbolaan Indonesia atau PSSI. Kalau dihentikan, kita bisa disanksi tanpa wakil di kompetisi antarklub Asia," jelasnya.
Terkait regulasi tidak adanya degradasi, Sadakati Sukma menambahkan bahwa hal tersebut dapat mengurangi kualitas liga.
Pasalnya, klub bisa tidak mengeluarkan kekuatan sepenuhnya.
Apalagi klub yang berada di peringkat bawah, permainannya akan santai-santai saja, berbeda jika ada degradasi.
Baca Juga: Aji Santoso Akui Telah Komunikasi dengan Manajemen Persebaya Terkait Lanjutan Liga 1
Soal PSM bermarkas di Pulau Jawa, ia pun hanya bisa menerima keputusan yang sudah ditentukan itu.
Sebagai suporter, ia tentu ingin selalu mendukung timnya kala bermain di kandang.
Namun, hal itu sulit untuk dilakukan jika PSM Makassar bermarkas di Pulau Jawa.
"Tujuan utamanya bagaimana liga dilanjutkan agar menghasilkan juara walau dalam prosesnya tidak ada lagi degradasi atau promosi. Kondisi ini akan mengurangi kualitas liga."
Baca Juga: Harapan Pemain Asing PSS Sleman yang Ingin Berwisata Keliling di Yogyakarta
"Sebagai suporter tentu merugikan, artinya euforia sepak bola tak ada lagi karena tanpa penonton. Kemudian akan berdampak bagi psikologis pemain karena tak ada dukungan. Tentunya manajemen juga akan mengeluarkan biaya tak sedikit dibandingkan jika main di kandang sendiri," tuturnya.
Untuk tim yang berada di Pulau Jawa, mungkin tidak akan terlalu berdampak besar.
Berbeda untuk tim yang berasal dari luar Pulau Jawa.
"Walau ada status kandang, tetapi tidak ada pemasukan. Semoga saja ada kesepakatan antara pemain dan manajemen agar tak ada kerugian, tetapi saya kira semua klub akan mengalami dampak. Buat klub dari luar Jawa tentu dampaknya lebih besar," pungkasnya.
Baca Juga: Harapan Pemain Asing PSS Sleman yang Ingin Berwisata Keliling di Yogyakarta
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | TRIBUN TIMUR.COM |
Komentar