"Hal tersebut terjadi karena tim sepak bola di sana tidak memiliki prestasi yang cukup bagus, sampai Maradona datang dan mengubah semuanya," cerita Mas Nata kepada saya.
Panjang lebar Mas Nata bercerita tentang Napoli, beliau pun bersemangat saat menceritakan klub yang difavoritkan berdasarkan otak atau logikanya.
Baca Juga: RESMI - 20 Klub yang Akan Bertanding di Premier League 2020-2021
Dengan menyeruput kopi dari gelas keduanya, Mas Nata lantas bercerita tentang Arsene Wenger, sang pelatih Arsenal kala itu.
Kata "Profesor" adalah pangkat dosen tertinggi dalam perguruan tinggi dan bisa diartikan sebagai guru besar.
Arsene Wenger adalah sosok profesor sepak bola.
Mas Nata mengatakan kepada saya betapa banyak publik sepak bola meragukan pria kelahiran Strasbourg ini di awal kariernya menjadi nakhoda Arsenal.
Mungkin banyak pihak menganggap Presiden Arsenal saat itu, David Dein, sudah gila saat memilih Arsene Wenger untuk menangani Tony Adams dkk.
Akan tetapi, pria Prancis ini menjawab semua keraguan itu.
"Otak dan logika yang menjadi kekuatan Arsene Wenger," lanjut Mas Nata kepada saya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar