Pada 1986, Silvio Berlusconi resmi mengontrol saham Mediaset dan mulai memimpin Milan sebagai pemilik. Dia sudah mengendus bakat spesial Capello.
Seperti dipaparkan dalam buku "Capello: Portrait Of A Winner" karya Gabriele Marcotti, Capello menawarkan diri bergabung pada sesi latihan pramusim menjelang kompetisi 1986-1987.
Pelatih kepala Rossoneri kala itu, Nils Liedholm, tidak keberatan menanggapi keinginan Capello.
Lebih dari terkesan, petinggi Milan bahkan memberinya pangkat asisten Liedholm.
![Fabio Capello sukses besar saat melatih AC Milan.](https://cdn.grid.id/crop/0x0:0x0/700x0/photo/2020/08/14/669353291.jpg)
Dalam masa penuh turbulensi dan tekanan dari pemilik baru, Liedholm dipecat saat musim menyisakan tujuh laga.
“Kalian butuh pelatih baru dan klub sudah memilikinya di depan mata: Capello,” ucap Liedholm saat mengetahui kariernya bakal berakhir di Milan.
Baca Juga: Andrea Pirlo Datang, Akhirnya Juventus Dilatih Mantan Pemain Lagi
Jadilah Capello berada di kursi pelatih interim Rossoneri dengan catatan 3 kemenangan-3 seri-1 kalah sampai akhir musim.
Ia memenuhi target minimal untuk lolos ke Piala UEFA dengan finis di peringkat ke-5.
Berlusconi toh sudah punya rencana lain untuk musim selanjutnya.
Ia tergoda merekrut Arrigo Sacchi, pelatih Parma, klub Serie B yang menekuk Milan 0-1 di San Siro pada laga Coppa Italia, 25 Februari 1987.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com |