BOLASPORT.COM - Masih hangat di ingatan para pencinta sepak bola Indonesia kala sang legenda Persela Lamongan, Choirul Huda, berpulang ke Sang Pencipta.
Berpulangnya Choirul Huda terjadi tepat pada hari ini 15 Oktober tiga tahun yang lalu.
Tidak hanya fans, kabar Choirul Huda meninggal dunia membuat banyak pesepak bola merasa kehilangan.
Ucapan belasungkawa pun tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Baca Juga: Ditunjuk Jadi Kapten Timnas U-19 Indonesia, Ini Kata Pratama Arhan
Yang cukup menyita perhatian adalah ucapan dari Paul Pogba, Petr Cech, dan Marc Andre Ter Stegen.
Ketiganya kompak mengungkapkan rasa kehilangannya kepada sang pemain yang sepanjang kariernya hanya bermain untuk Persela Lamongan.
RIP Choirul Huda. My prayers to you and your family ???????? #RIPHuda https://t.co/BRgbhmhrh4
— Paul Pogba (@paulpogba) October 15, 2017
"R.I.P Choirul Huda, Doaku untukmu dan keluargamu," Paul Pogba.
Very sad news from Indonesia R.I.P. Choirul Huda #goalkeepersunion pic.twitter.com/aTSE1QmfAh
— Petr Cech (@PetrCech) October 16, 2017
"Kabar menyedihkan dari Indonesia, R.I.P Choirul Huda," Petr Cech.
A sad unlucky story for football. We lose goalkeeper Choirul Huda, aged 38 & played his whole career for @PerselaFC since 1999 ☹️???????? #RIPHuda pic.twitter.com/vdaUqXjuJy
— Marc ter Stegen (@mterstegen1) October 16, 2017
"Kabar yang menyedihkan bagi sepak bola. Kami kehilangan kiper Choirul Huda, berusia 38 dan memainkan seluruh kariernya untuk @PerselaFC sejak tahun 1999," Marc Andre Ter Stegen.
Baca Juga: Ini Alasan Shin Tae-yong Timnas U-19 Indonesia Gagal Menang
Pemicu meninggalnya Choirul Huda terjadi saat Persela Lamongan menghadapi Semen Padang dalam laga lanjutan Liga 1 2017.
Kala itu terjadi benturan antara Choirul Huda dan rekan setimnya, Ramon Rodrigues.
Tepatnya pada menit ke-44, Choirul Huda coba mengamankan gawang dari ancaman Marcel Sacramento, tetapi dadanya malah berbenturan dengan kaki dari rekan setimnya itu.
Usai berbenturan, Choirul Huda terlihat kesakitan sebelum akhirnya tak sadarkan diri.
Baca Juga: Sikap Persija Jakarta Usai Liga 1 Dimulai 1 November 2020
Tim medis segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan khusus.
Di rumah sakit, pria berusia 38 tahun tersebut dipakaikan alat bantu pernapasan yang sifatnya permanen.
Hal itu dilakukan dengan maksud untuk memompa otak dan jantungnya agar tetap tersadar.
Namun, tidak ada respons dari sang pemain selama satu jam pompa jantung dan otak beroperasi.
Baca Juga: Pemain Naturalisasi Debut, Lawan Timnas Indonesia Tumbang dari Uzbekistan
Akhirnya, tim dokter pun menyatakan bahwa Choirul Huda meninggal dunia pada pukul 16.45 WIB.
Tentu saja, berita itu langsung disambut derai tangis para pencinta sepak bola Indonesia, terlebih pendukung Persela Lamongan.
Pasalnya sosok Choirul Huda merupakan teladan dan idola publik Lamongan.
Saking dicintainya, tepat satu bulan usai kepergian Choirul Huda, digelar laga "Tribute Match Choirul Huda" yang mempertemukan Persela Lamongan melawan Timnas All Star.
Baca Juga: Wonderkid Keturunan Indonesia Kamerun Idolai Pemain Persija dan Bali United
Pada pertandingan tersebut, Persela Lamongan sukses mengalahkan Timnas All Star dengan skor akhir 1-0.
Gol Persela Lamongan dicetak oleh Samsul Arif pada menit ke-38.
Seusai laga berakhir, seluruh isi stadion dengan kompak meneriakkan nama Choirul Huda.
Tidak hanya itu, terdengar tangisan di seisi stadion karena rasa kehilangan yang sangat besar setelah ditinggal oleh sosok yang penuh kharisma.
Selamat jalan, Kapten, sampai kapan pun namamu akan selalu dikenang oleh publik sepak bola Indonesia.
Baca Juga: PT LIB Rumuskan Format Perubahan Liga 1 2020 dengan Beberapa Opsi
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com, KOMPAS.com |
Komentar