BOLASPORT.COM - Pemain Barito Putera, Mochamad Yudha Febrian, menerima dengan lapang dada keputusan timnya yang mengirim dirinya ke pesantren di Jawa Barat.
Pemain Barito Putera, Mochamad Yudha Febrian, harus menjalani satu babak baru dalam kisah hidupnya.
Mantan pemain timnas U-19 Indonesia itu akan segera menjalani pembinaan di salah satu pesantren di Jawa Barat.
Seperti diketahui, pengiriman Yudha ke pesantren di Jawa Barat diinisiasi oleh manajemen Laskar Antasari.
Baca Juga: Mino Raiola: Karier Paul Pogba di Manchester United sudah Berakhir
Keputusan itu merupakan buntut dari tindakan indisipliner yang dilakukan sang pemain saat mengikuti pemusatan latihan timnas U-19 Indonesia.
Yudha ketahuan pulang ke hotel pukul setengah tiga dini hari usai dugem bersama rekannya, Serdy Ephy Fano.
Akibatnya, dia dan Serdy harus dicoret dari tim Garuda Nusantara.
Yudha sendiri mengaku siap menjalani pembinaan mental di pesantren sesuai perutusan dari Barito Putera.
Baca Juga: Nyaris Kalah, Elkan Baggott Bantu Ipswich Town U-18 Menang Lewat Comeback Dramatis
Dengan lapang dada, pemain 18 tahun itu membuat surat pernyataan yang berisi kesediaan untuk mengikuti pembinaan itu pada Senin (7/12/2020).
"Saya sangat bersyukur Alhamdulillah atas kebaikan manajemen Barito Putera menyikapi masalah yang saya perbuat ini," kata Yudha Febrian dilansir Bolasport.com dari Instagram resmi klub.
Surat itu sendiri ditandatangani oleh Yudha dan manajer Barito Putera, Mundari Karya.
Yudha mengaku siap memperbaik mental dan sikapnya selama menjalani pembinaan di pesantren di Jawa Barat.
Baca Juga: Pelatih di SSB Ungkap Rahasia Kesuksesan Erwin Ramdani
View this post on Instagram
"Saya berjanji setelah program pembinaan ini saya tidak melakukan hal yang sama," saat menyerahkan surat pernyataan ke kediaman CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, di Jakarta.
"Saya sangat menyesal karena kasus ini gara-gara kesalahan saya sendiri," sambungnya.
Sebelumnya, CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, mengatakan bahwa keputusan mengirim Yudha ke pesantren merupakan bukti cinta klub pada anak asuhnya.
Laskar Antasari selama ini selalu menekankan prinsip-prinsip kekeluargaan kepada seluruh anggota tim.
Baca Juga: Miralem Pjanic Kecewa dengan Minimnya Menit Bermain di Barcelona
Oleh sebab itu, pengiriman Yudha ke pesantren bukan sebuah hukuman melainkan tanda cinta klub yang memperhatikan perkembangan para pemainnya.
“Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita sebagai orangtua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk hukuman,” terang Hasnur dikutip Bolasport.com dari laman resmi Liga Indonesia.
“Kami dari Barito memberikan tindakan yang sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren."
"Harapan kami tindakan yang kami ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi,” sambungnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | instagram/@psbaritoputeraofficial |
Komentar