BOLASPORT.COM - Pebasket bintang Los Angeles Lakers, LeBron James, terpilih menjadi Athlete of the Year versi majalah asal Amerika Serikat, TIME.
Setiap menjelang akhir tahun, TIME selalu memilih sosok-sosok yang mereka nilai membawa pengaruh besar pada bidang mereka masing-masing.
James terpilih sebagai perwakilan pada bidang olahraga.
Prestasi James di lapangan sudah cukup membuktikan. Sosok berusia 35 tahun itu membawa LA Lakers menang 4-2 atas Miami Heat pada NBA Finals 2020.
Baca Juga: Mantan Pebasket Nasional Jadi Juri Babak 'Playof'f Kompetisi Basket Virtual
Kontribusi membawa Lakers tersebut mengantarkan James menjadi Most Valuable Player (MVP) alias pemain terbaik pada NBA Finals 2020.
Gelar tersebut merupakan yang keempat untuk James sepanjang karier.
Pada NBA Finals, ia menorehkan catatan 29,8 points per game, 8,5 assist per game, dan 11,8 rebound per game.
Prestasi di lapangan bukan satu-satunya faktor yang membuat James terpilih sebagai Athlete of the Year.
Baca Juga: Kualifikasi Piala FIBA Asia, Indonesia Kalahkan Thailand 90-76
Dalam artikel di situs resminya, TIME menyoroti peran James memobilisasi atlet dan publik figur berkulit hitam untuk melawan penindasan terhadap warga minoritas yang memiliki hak pilih.
Pada Juni 2020, James meluncurkan gerakan nirlaba More Than a Vote yang bertujuan mensosialisasikan pentingnya menyumbangkan hak suara pada pemilihan presiden.
Grup ini mendorong dijadikannya arena olahraga sebagai tempat pemungutan suara agar para pemilih bisa tetap menjaga jarak aman untuk mencegah penyebaran covid-19.
Gerakan tersebut mengundang respons positif. Pada Agustus, tidak kurang dari 50 atlet, seniman, dan tokoh media ikut serta dalam inisiatif More Than a Vote.
Baca Juga: Ke Prawira Bandung, Abraham Damar Grahita Reuni dengan Eks Pelatih
Hasilnya, pada November, More Than a Vote merekrut 4.000 sukarelawan di daerah pemungutan suara di Atlanta, Milwaukee, Detroit, dan Philadelphia.
Aktivisme LeBron James pun tak lepas dari gerakan Black Lives Matter, atau kampanye yang melawan kekerasan aparat terhadap warga keturunan Afrika-Amerika.
James turut aktif mendukung gerakan tersebut setelah kematian George Floyd, warga Minneapolis, saat ditangkap polisi.
Hasilnya, para atlet dari cabang lain pun turut mengapresiasi James.
Baca Juga: Lester Prosper dan Brandon Jawato Turun di Kualifikasi FIBA Asia 2021, Perbasi Pasang Target
"Dia bukan cuma pemain terbaik, tetapi juga punya suara paling kuat," kata petenis Jepang, Naomi Osaka.
Naomi Osaka mengikuti jejak James dengan mengenakan masker berisi dukungan terhadap tujuh warga Afrika-Amerika yang meninggal karena kekerasan oleh aparat.
Hal serupa terjadi pada ajang motorsport.
Juara F1 sekaligus satu-satunya pembalap berkulit hitam, Lewis Hamilton, turut mendukung gerakan Black Lives Matter.
"Saat saya melihat bahwa seorang atlet lain berjuang untuk isu yang sama, saya tahu saya akan baik-baik saja. Saya tak sendirian," ucap Hamilton.
LeBron James mengabaikan protes orang-orang yang memintanya fokus bermain basket dan tak usah ikut campur dalam ranah aktivisme sosial.
"Anda dengar kan saya tertawa? Itu jawaban saya," ujar James.
James tak berminat hanya sekadar menjadi pemain basket.
"Ini bukan soal para atlet bermain di bidang masing-masing. Keadaannya takkan seperti itu selama saya masih ada," kata James.
"Semoga saya terus menginspirasi atlet lain, jadi ketika saya sudah tak ada, warisan saya tetap hidup," tuturnya.
Baca Juga: IBL Harap Bisa Gelar Kompetisi Musim 2021 pada 15 Januari Mendatang
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | time.com |
Komentar