BOLASPORT.COM - Duel Inter Milan menghadapi Fiorentina di Coppa Italia bisa jadi kesempatan terakhir Antonio Conte menyelamatkan keberlangsungan karier Christian Eriksen di Nerazzurri.
Christian Eriksen hilir mudik menghiasi pemberitaan seputar bursa transfer Inter Milan di jendela transaksi Januari.
Playmaker jagoan timnas Denmark itu diklaim tak lagi masuk proyek klub bersama pelatih Antonio Conte.
Setahun berseragam Nerazzurri, dia tak mampu memberikan kontribusi sesuai ekspektasi.
Namun, ketiadaan tawaran yang layak dari para peminatnya membuat kepindahan Eriksen tertahan.
Hal ini membuat Conte berencana mendayagunakan kemampuan Eriksen dengan peran baru di skuad.
Bukan dengan cara mengubah formasi dari 3-5-2 yang kadung fanatik dianut sang pelatih.
Baca Juga: Inter Milan Pastikan Christian Eriksen Masuk dalam Daftar Jual Pemain
Rencana Conte ialah mengakomodasi kemampuan Eriksen sebagai pusat permainan di lini tengah, tetap dalam formasi yang sama.
"Kami bekerja dengan Eriksen dalam level taktik untuk posisi playmaker, peran yang sekarang dipegang oleh Marcelo Brozovic," kata Conte kepada RAI, dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
"Saya mengharapkan hal-hal yang hebat darinya dalam posisi tersebut," imbuh eks pelatih Juventus itu.
Kelihatannya Conte ingin mengeksploitasi skill Eriksen sebagai sumber fantasi di pusat permainan tim, distributor bola, kreator peluang, sekaligus eksekutor andal dari lini kedua, terutama via bola mati.
Familier dengan peran seperti itu?
Ya, tugas itu mirip seperti yang dijalankan Andrea Pirlo sewaktu Conte memolesnya di Juventus (2011-2014).
Pirlo berperan vital sebagai fulkrum alias titik poros dari sistem permainan 3-5-2 ala Conte yang sukses bikin Juve berjaya di kancah domestik.
Seperti dirigen, Pirlo ialah otak yang mengatur ke mana bola bergulir, bagaimana tempo seharusnya berjalan, kapan tim memainkan ritme pelan atau menghentak.
Pria yang kini menjadi pelatih Juventus itu merupakan figur sentral dari skema 3 gelandang tengah.
Dia bertugas di pusat dengan didampingi dua gelandang beda karakter.
Dua gelandang tersebut juga bertugas melindunginya dari gangguan pemain lawan yang mencoba merusak ritme yang dibangun Pirlo.
Satu pemain bertipe lebih defensif, sementara yang lainnya lebih ofensif.
Di Juve dulu, kombinasi itu biasa dijalankan Arturo Vidal dan Paul Pogba atau Claudio Marchisio.
Mungkin bukan kebetulan pula kenapa Conte ngebet mendatangkan Vidal ke Inter Milan, walau sejauh ini permainannya masih jauh dari memuaskan.
Sementara tugas mirip Pogba bisa dijalankan Nicolo Barella sebagai calon pendamping Eriksen yang satunya lagi.
Sebenarnya, ide memainkan Eriksen sebagai fotokopian Pirlo sudah disarankan eks penyerang Inter, Antonio Cassano, beberapa bulan lalu.
Menurutnya, Conte harus mencoba mengeksploitasi bakat playmaking Eriksen daripada menyia-nyiakannya begitu saja.
"Jika dia (Conte) memainkan 3-5-2 dan menurunkan Eriksen sebagai playmaker seperti Pirlo dulu, dia akan mengubah tim," kata Cassano.
"Andai Conte mendapatkan ide gila ini, (memasang) Eriksen di depan pertahanan, dengan Barella dan Vidal di depannya, dia bisa mengubah tim."
"Conte harus memberinya kepercayaan diri. Eriksen adalah pemain hebat," tutur Cassano dalam sesi siaran langsung di Instagram dengan eks penyerang lain Inter Milan, Christian Vieri.
Baca Juga: Pelatih Timnas Denmark: Kualitas Christian Eriksen Disia-siakan Inter Milan
Sesuai pernyataan Conte, mungkin ide ini akan mulai dimanifestasikan dalam duel babak 16 besar Coppa Italia.
Partai Fiorentina vs Inter Milan berlangsung di Artemio Franchi, Rabu (13/1/2021) malam ini pukul 21.00 WIB.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | football-italia.net |
Komentar