Hal ini dipicu oleh perubahan kebijakan di China bahwa tak ada lagi logo atau identitas perusahaan pada nama klub sepak bola.
Sepupu jauh Inter Milan di China yang sahamnya dikuasai pemilik yang sama, Jiangsu Suning FC, misalnya, tidak akan lagi diperkenankan memakai nama perusahaan induk mereka.
Klub juara Liga Super China 2020 itu akan dinamai Jiangsu Football Club atau Team Jiangsu saja.
"Berita tentang menghilangnya kata Suning dari nama Jiangsu langsung menarik perhatian fans Inter," begitu bunyi keterangan di La Repubblica.
"Media China telah menegaskan bahwa kebijakan ini berlaku untuk semua tim, tapi suporter Inter menginterpretasikannya sebagai pengunduran diri tiba-tiba Suning dari dunia sepak bola," lanjut artikel tersebut.
Kebijakan Inter Milan mencari partner untuk investasi sebenarnya adalah hal lazim di dunia manajemen perusahaan.
Jurnalis asal Italia, Marco Belinazzo, kepada FC Inter 1908 menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk rasionalisasi dalam investasi di dunia sepak bola dan tindakan adaptif di tengah potensi krisis ekonomi pada masa pandemi.
"Suning harus merancang ulang prioritas mereka menurut situasi finansial yang baru, tapi hal tersebut seharusnya tidak dipandang sebagai tanda kelemahan," ucap Belinazzo, dikutip BolaSport.com dari Sempre Inter.
Baca Juga: Hasil Lengkap Coppa Italia - Atalanta Lolos, Klub Serie B Hadapi Juventus di Perempat Final
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Repubblica.it, sempreinter.com |
Komentar