BOLASPORT.COM - Sejumlah perusahaan tengah menganalisis kemungkinan untuk mengakuisisi saham Inter Milan ataupun berpartner dengan Suning Group.
Inter Milan sedang berupaya mencari investor untuk membantu mendongkrak kondisi finansial klub.
Seperti halnya terjadi di berbagai bidang, pandemi COVID-19 telah menyebabkan pemasukan klub berkurang drastis.
Apalagi, Inter mengalami kerugian lebih dari 100 juta euro dalam laporan keuangan tahun lalu.
Manajemen La Beneamata juga butuh kucuran dana segar mengingat klub segera menghadapi tenggat pembayaran gaji pemain.
Akibat pandemi, pembayaran upah pemain dan staf klub untuk November dan Desember 2020 ditahan sampai Februari tahun ini.
Soal evaluasi klub terhadap kemungkinan hadirnya investor baru juga dikonfirmasi oleh Manajer Umum Inter, Beppe Marotta, pada awal pekan kemarin.
Baca Juga: Menderita selama Pandemi COVID-19, Suning Ingin Jual Inter Milan
Baca Juga: Akuisisi Kepemilikan dari Erick Thohir, Presiden Inter Sudah Impikan Lionel Messi
Dikutip BolaSport.com dari La Repubblica, hipotesis yang mengemuka adalah Suning Group selaku penguasa saham mayoritas Inter Milan siap menjual 40 persen kepemilikan klub sebesar 500 juta euro.
Jumlah tersebut akan menjadikan sang calon investor sebagai pemilik minoritas, sehingga kendali tetap di tangan Suning yang memegang porsi saham terbanyak.
Namun, muncul pula asumsi bahwa Suning tetap berpeluang menjual kepemilikan saham mayoritas jika ada perusahaan yang berani menginjeksi duit 900 juta euro.
Sejauh ini, perusahaan ekuitas swasta asal Inggris, BC Partners, menjadi calon partner terkuat.
BC diklaim tengah melakukan negosiasi dan uji kelayakan untuk mempertimbangkan injeksi dana ke kas Inter.
Proses tersebut kira-kira memakan waktu selama 4 pekan, sebelum diketahui kelanjutan negosiasi akan dirampungkan atau tidak.
Selain itu, ada pula EQT Partners (Swedia) dan Arctos Sports (Amerika Serikat) yang mencuat sebagai kandidat investor yang baru.
Masih dari laporan La Repubblica, saat ini merebak kekhawatiran Grup Suning akan mengakhiri segala relasinya dengan dunia sepak bola.
Hal ini dipicu oleh perubahan kebijakan di China bahwa tak ada lagi logo atau identitas perusahaan pada nama klub sepak bola.
Sepupu jauh Inter Milan di China yang sahamnya dikuasai pemilik yang sama, Jiangsu Suning FC, misalnya, tidak akan lagi diperkenankan memakai nama perusahaan induk mereka.
Klub juara Liga Super China 2020 itu akan dinamai Jiangsu Football Club atau Team Jiangsu saja.
"Berita tentang menghilangnya kata Suning dari nama Jiangsu langsung menarik perhatian fans Inter," begitu bunyi keterangan di La Repubblica.
"Media China telah menegaskan bahwa kebijakan ini berlaku untuk semua tim, tapi suporter Inter menginterpretasikannya sebagai pengunduran diri tiba-tiba Suning dari dunia sepak bola," lanjut artikel tersebut.
Kebijakan Inter Milan mencari partner untuk investasi sebenarnya adalah hal lazim di dunia manajemen perusahaan.
Jurnalis asal Italia, Marco Belinazzo, kepada FC Inter 1908 menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk rasionalisasi dalam investasi di dunia sepak bola dan tindakan adaptif di tengah potensi krisis ekonomi pada masa pandemi.
"Suning harus merancang ulang prioritas mereka menurut situasi finansial yang baru, tapi hal tersebut seharusnya tidak dipandang sebagai tanda kelemahan," ucap Belinazzo, dikutip BolaSport.com dari Sempre Inter.
Baca Juga: Hasil Lengkap Coppa Italia - Atalanta Lolos, Klub Serie B Hadapi Juventus di Perempat Final
"Mereka telah menyuntikkan 650 juta euro di Inter dalam 4 tahun, itu adalah investasi yang penting."
"Pada era Massimo Moratti, atau dalam 18 tahun, lebih dari 1 miliar euro diinvestasikan."
"Jika mereka menjualnya sekarang, Suning akan kehilangan banyak uang."
"Andai seseorang datang dan menawarkan kepada Suning 900 juta euro buat Inter, saya pikir para pemilik akan berpikir tentang itu (menjual saham)," imbuhnya.
Namun, dalam situasi pandemi seperti sekarang, akan sulit menemukan perusahaan yang mau mengucurkan fulus sebanyak itu.
"Suning tak akan pernah menjadikan diri mereka partner minoritas setelah menghabiskan uang lebih dari 650 juta euro. Itu akan menjadi kegilaan finansial," tutur pria asal Napoli yang juga penulis buku Goal Economy tersebut.
Pada 2016, Suning Group mengakuisisi kepemilikan saham Inter Milan dari konsorsium pimpinan Menteri BUMN Indonesia saat ini, Erick Thohir, dengan investasi diperkirakan mencapai 270 juta euro.
Jumlah itu kira-kira setara 4,6 triliun rupiah.
Termasuk dari pembelian sisa kepemilikan keluarga Moratti, Suning memegang kendali mayoritas atas 68,55 persen saham.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Repubblica.it, sempreinter.com |
Komentar