Menurut penilaian Lambert, hal itu bisa saja memberi trauma bagi anak asuhnya yang masih berusia di bawah 20 tahun.
"Kami sedang latihan untuk mempersiapkan laga besok. Kejadian itu terjadi di belakang gawang dan saya sebelumnya tidak tahu sampai saya mencium bau asap dan mengira ada yang membakar sesuatu di sana," ucap Lambert dikutip Bolasport.com dari East Anglian Daily Times.
"Saya berbalik dan melihat bendera, flare, dan hal-hal lain. Pembakaran itu tidak baik, kami punya banyak pemain muday nag sedang berlatih dan itu bisa jadi pengalaman (traumatik) pertama bagi mereka."
"Tapi, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya tidak menganggap mereka fan Ipswich. Saya menilai mereka salah, itulah yang sebenarnya," tandasnya.
Baca Juga: Satu-satunya Penyelamat Conor McGregor, Raja KO Masa Lalu: Tinju
Sejak awal Februari lalu, Paul Lambert sudah berada dalam tekanan besar setelah menuai rentetan hasil buruk di kasta ketiga Liga Inggris.
East Anglan Daily Times bahkan menyebut Paul Lambert sudah tak pantas menangani Ipswich Town.
Media lokal Inggris itu bahkan sempat menulis berita berjudul "Statistik tidak berbohong, jadi kenapa Lambert masih (melatih) di sini" pada 2 Februari 2021.
Kini, Ipswich Town menempati peringkat ke-12 dengan 41 poin dalam klasemen League One, terpaut enam tingkat dari Sunderland yang bisa lolos ke play-off Liga Championship (kasta kedua Liga Inggris).
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Twitter, eadt.co.uk, The Sun |
Komentar