Desra juga menyayangkan sikap BWF yang terlepas cuci tangan karena dirasa tidak ada upaya untuk membuka komunikasi dengan pihak pemerintah dan otoritas kesehatan Inggris dalam membela pemain Indonesia
"Tetapi, kalau (menjawab) pertanyaan ini pada saya bukan sebagai diplomat, saya juga kesal lho, lah boikot aja, ngapain sih? jalan gak ada kendaraan, diperlakukan seperti itu," ujar dia.
"Dan juga gini lho, ini logikanya gini ya, tim kita udah baik ya menerima email kemudian lapor ke panitia."
"Semestinya yang BWF lakukan defend the player, pertahankan player ini, ini player bukan abal-abal, minta dong exception. Jadi ada upaya dululah dari BWF. Ini kan enggak, langsung dicabut, komunikasinya mana?" ucap Desra lagi.
Baca Juga: Menpora Ungkap Peran Presiden Jokowi Terkait All England Open 2021
Meski begitu, Desra percaya urusan boikot merupakan opsi yang belum terpikirkan oleh PBSI saat ini.
Dia yakin masih banyak opsi terbuka lainnya dalam menyikapi masalah yang menimpa Indonesia di All England.
"Tapi tentu saja saya yakin pemerintah dan PBSI nanti dalam review akan memberikan opsi-opsi apa," kata Desra.
"Misalkan, oke All England jalan terus tetapi poin-poin yang dicapai dengan menjadi juara itu tidak dihitung dalam rangking pemain dunia. Ini kan salah satu opsi."
"Kedua, harus ada perbaikan dari protokol kesehatan, janji tidak tak akan terulang lagi-lah. Kalau itu tidak ada, ya buat apa ikut-ikut All England lagi. Kita juga gak kekurangan ikut-ikut turnamen besar, misalkan seperti itu," ucap Desra.
Baca Juga: All England Open 2021 - Jepang Kuasai Babak Perempat Final
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | YouTube |
Komentar