Alhasi. permintaan maaf secara tertulis dari Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dirasa tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.
Marcus Fernaldi Gideon dan Greysia Polii yang menjadi perwakilan atlet Indonesia di All England Open 2021 menuntut BWF untuk benar-benar berbenah.
"Menurut saya, harusnya masalah ini harus diperjelas ya, karena pertandingan menuju Olimpiade semakin sedikit," kata Marcus, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Takutnya nanti ada apa-apa di jalan, BWF lepas tangan lagi seperti ini. Kami maunya ada pertanggungjawabannya tidak hanya melalui surat," imbuhnya.
Baca Juga: Surat Resmi Permintaan Maaf BWF kepada Indonesia soal All England, Diterima Tidak?
Bicara soal Olimpiade, kisruh di All England Open 2021 makin mengurangi kesempatan bertanding pemain tanah air untuk menghadapi pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
Lebih-lebih, BWF belum dapat memastikan perhelatan berbagai turnamen akibat pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Setelah All England Open 2021, BWF sejauh ini hanya merencanakan tiga turnamen level atas sebelum Olimpiade Tokyo 2020 pada 24 Juli - 2 Agustus mendatang.
Tiga turnamen tersebut adalah India Open 2021 (Super 500) pada 11-16 Mei, Malaysia Open 2021 (Super 750) pada 25-30 Mei, dan Singapore Open 2021 (Super 500) pada 1-6 Juni.
Baca Juga: Marcus Fernaldi Tolak Permintaan Maaf BWF dan Tuntut Pertanggungjawaban untuk Ajang Mendatang
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar