Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat juang para pemain Indonesia. Hal itu seperti dikatakan oleh Greysia Polii.
Pemain ganda putri veteran tersebut justru melihat pengalaman pahit di All England bakal mampu mendongkrak motivasi rekan-rekannya untuk berprestasi di Olimpiade.
"Untuk masalah All England sudahlah, kita sudah tidak bisa bertanding lagi," ujar Greysia.
"Masih ada tiga pertandingan ke depan sebelum Olimpiade, dan justru ini adalah sebuah tempaan dan ujian yang bagus buat kita di sini karena kita dikasih tantangan."
"Intinya ini positif dan menjadi motivasi tambahan untuk meraih prestasi lagi yang puncaknya ada di Olimpiade nanti," tutur Greysia menutup.
Baca Juga: Greysia Polii Tampar BWF, Kritik Komunikasi Satu Arah dan Kegagalan Lindungi Atlet Indonesia
Indonesia berpeluang mengirimkan delapan wakil pada Olimpiade Tokyo 2020.
Pada nomor ganda putra ada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang secara berurutan menempati peringkat 5 dan 7 dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Gregoria Mariska Tunjung berpotensi besar menjadi satu-satunya wakil tanah air di nomor tunggal putri. Pun demikian dengan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di nomor ganda putri.
Sementara itu, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah dipastikan menjadi amunisi Indonesia di nomor ganda putra.
Terakhir, ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pada nomor ganda campuran meski pasangan yang disebut terakhir belum aman.
Baca Juga: Tanpa Gelar All England dan Alami Delay, Tim Bulu Tangkis Indonesia Pulang Terhormat
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar