Seharusnya oknum suporter harus lebih bersabar dan semestinya menyampaikan kritikan yang positif ke Patrich Wanggai. Contoh, oknum suporter bisa meminta Patrich Wanggai untuk tidak terlalu berlebihan. Striker asal Papua itu bisa saja menerima masukan tersebut.
Berbagai dukungan pun didapatkan Patrich Wanggai setelah menerima kejadian itu. Klub-klub peserta Piala Menpora 2021 ramai-ramai memposting untuk membuang jauh-jauh tindakan rasialisme di dunia sepak bola khususnya di Indonesia. Bahkan, pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyampaikan rasa kecewanya melihat masih adanya rasialisme di dunia sepak bola Tanah Air.
"Kami sangat menyesalkan itu. FIFA dan UEFA selalu memberikan denda yang sangat tinggi apabila terjadi kasus rasialisme. Di Indonesia, rasialisme juga sensitif. Saya tidak sebut masalahnya. Saya berharap jangan ada lagi yang bersifat rasialisme," ucap Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto.
Baca Juga: Kabar Terbaru Shin Tae-yong di Ruang HCU dari Kedubes Korea Selatan
"Saya kira ini sudah berbicara tentang masalah rasialisme. Mungkin ini merupakan sebuah resiko bagi pesepakbola tapi mau tidak mau sepak bola harus tetap berjalan. Saya sendiri sangat menyayangkan kejadian itu. Patrich Wanggai akan tetap berjuang dan menampilkan permainan terbaiknya," ucap pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batolla.
Sangat disayangkan adanya rasialisme di dalam Piala Menpora 2021. Terlebih, turnamen ini merupakan sebuah momen berharga yang harus dijaga kemarwahannya. Ingat, izin Liga 1 dan Liga 2 2021 tergantung bagaimana penyelenggaraan Piala Menpora 2021. Seluruh suporter di Indonesia harus menyadari itu.
Bagi para pemain, tindakan rasialisme menjadi sebuah perkara yang berat. Mental pemain pun akan down dan merasa tidak dihargai. Ini seperti selebrasi gol yang ditunjukan pemain Persib Bandung, Frets Butuan, saat menjebol gawang Bali United dalam laga perdana Grup D Piala Menpora 2021 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga: Tanggapan Berkelas Patrich Wanggai atas Hinaan Rasialis dari Warganet
Selebrasi Frets Butuan seperti menyampaikan ke publik bahwa manusia berkulit hitam juga harus dihargai. Pemain asal Ternate, Maluku, itu mengangkat tangannya dan mengepal jemarinya sambil berlutut di tengah-tengah lapangan. Kerennya lagi, selebrasi itu dilakukan bersama-sama oleh pemain Persib Bandung yang melingkari garis tengah lapangan.
Bisa dilihat selebrasi itu seperti gerakan aktivitis mancanegara yang dimulai dari komunitas Afrika Amerika. Mereka aktif dalam menentang kekerasan maupun rasialisme sistemik terhadap orang kulit hitam. Gerakan aktivis ini menggunakan tagar Black Lives Matter di media sosial yang artinya nyawa orang kulit hitam berharga.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar