BOLASPORT.COM - Juventus disarankan lebih baik menjual Cristiano Ronaldo karena tak bisa menjadi contoh yang baik untuk pemain lain.
Cristiano Ronaldo kembali menjadi pemberitaan usai laga Juventus melawan Genoa di Stadion Allianz, Minggu (11/4/2021).
Dalam laga tersebut, Juventus berhasil menang dengan skor 3-1 lewat gol-gol dari Dejan Kulusevski (4'), Alvaro Morata (22'), dan Weston McKennie (70').
Usai laga selesai, Ronaldo tertangkap kamera melempar kostumnya dan nampak kesal.
Seperti diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Ronaldo juga dikabarkan marah saat berada di ruang ganti.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Diminta Tiru 1 Hal dari Bintang Man United
Sampai-sampai, Ronaldo menonjok tembok ruang ganti Juventus dan langsung pulang seusai mandi.
Kapten timnas Portugal itu pun tak menyampaikan apa-apa kepada para pemain Juventus lainnya.
Pelatih Juventus, Andrea Pirlo, menyebut kalau Ronaldo marah karena tak bisa mencetak gol dalam laga melawan Genoa.
"Cristiano marah karena tidak mencetak gol," ujar Pirlo.
"Dia punya beberapa peluang. Normal jika seorang pemain seperti dia ingin selalu berkembang dan memperbaiki rekor."
Baca Juga: RESMI - Tanpa Perlawanan, Florentino Perez Jadi Presiden Real Madrid Lagi hingga 2025
"Kalau Anda ingin selalu berkembang, maka adalah hal normal jika Anda merasa jesak saat tak mencetak gol," tutur eks gelandang AC Milan itu.
Usai kontroversi tersebut, berbagai komentar mulai bermunculan soal sikap Ronaldo.
Salah satu opini datang dari mantan gelandang Juventus, Massimo Mauro.
Dalam wawancaranya bersama Gazzetta dello Sport yang dikutip BolaSport.com dari Goal International, Mauro menyebut kalau Ronaldo sebenarnya tak bisa menjadi pemimpin.
Mauro juga menuding kalau CR7 hanya memikirkan dirinya sendiri dibandingkan memikirkan tim.
Baca Juga: Khianati Barcelona, Titisan Cristiano Ronaldo Lebih Pilih Real Madrid
Oleh karena itu, Juventus seharusnya menjual Ronaldo karena sudah tidak sesuai lagi dengan visi klub.
Apalagi, sejak kedatangan Ronaldo, Juventus justru tampil buruk di Liga Champions selama tiga musim berturut-turut.
"Ronaldo tidak pernah menjadi pemimpin di mana pun dia bermain dan dia tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin," kata Mauro.
"Dia seperti sebuah perusahaan dan dirinya sendiri lebih penting baginya daripada kesuksesan tim."
"Cristiano tidak menyertakan rekan satu timnya bersamanya, dia selalu ingin mereka memberinya bola untuk mencetak gol. Dia seorang individualis yang hebat, dia bukan pemain tim."
Baca Juga: Habis Ngamuk, Cristiano Ronaldo Langsung Nyengir Dipeluk Pacar
"Dari sudut pandang hasil, Juventus bersamanya tidak lebih baik dari sebelumnya. Mereka bahkan tampil lebih buruk di Liga Champions."
"Itulah mengapa hal terbaik bagi mereka berdua adalah jalan mereka terpisah," ucap Mauro mengakhiri.
Selama tiga musim terakhir, Juventus hanya mampu menembus babak perempat final Liga Champions sebanyak satu kali (musim 2018-2019).
Sisanya, Bianconeri hanya mencapai babak 16 besar dan dihancurkan oleh klub kuda hitam yang tidak diunggulkan, yakni Olympique Lyon (musim 2019-2020) dan FC Porto (2020-2021).
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Goal International |
Komentar