BOLASPORT.COM - Presiden Juventus, Andrea Agnelli, menyebut kalau UEFA dan FIFA sebenarnya tidak merugi kalau European Super League berjalan.
Kisruh European Super League masih ramai sampai saat ini, meski beberapa klub sudah menyatakan diri untuk keluar.
Saat ini hanya tersisa Juventus, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Barcelona yang masih berada di European Super League.
Itu pun Barcelona dikabarkan sudah berencana untuk mundur dari proyek kompetisi sempalan Liga Champions tersebut.
Mengetahui banyak rekan perjuangannya yang mundur dari European Super League, Andrea Agnelli pun angkat bicara.
Baca Juga: Presiden Juventus: Kabar soal Peserta European Super League Dapat Rp6 Triliun per Tahun adalah Hoaks
Presiden Juventus yang juga pentolan European Super League itu mengungkapkan kekesalannya pada UEFA dan FIFA.
Agnelli menyebut kalau para penggagas European Super League sudah mengikuti birokrasi yang ada.
Bahkan, Agnelli mengaku kalau dirinya membuka ruang dialog kepada seluruh pihak yang ingin memberikan kritik.
Agnelli juga tidak ragu untuk menyebut UEFA dan FIFA telah memonopoli sepak bola di dunia saat ini.
"Sepak bola mengalami krisis besar untuk menarik generasi baru dan pandemi telah mempercepat prosesnya," kata Agnelli, dilansir BolaSport.com dari Football Italia.
Baca Juga: Cadiz Vs Real Madrid - Sambutan Bengis Tuan Rumah Akibat Super League
"Kami tidak takut isolasi. Saya lebih takut pada monopoli yang mencegah klub dan pemain menggunakan kebebasan mereka di bawah Perjanjian Uni Eropa. Kita harus keluar dari situasi monopoli ini."
"Kami memercayai inisiatif kami dan kami yakin ini akan berhasil dalam jangka pendek. Dialog dengan lembaga-lembaga Eropa terbuka, kami menjalankan kebebasan yang diberikan oleh perjanjian Uni Eropa."
"Kami menulis surat kepada FIFA dan Presiden UEFA untuk membuka dialog, Super League akan berjalan, jika mereka menawarkan sesuatu kepada kami, kami akan mengevaluasinya," tutur Agnelli menambahkan.
Tak hanya itu, pria berusia 45 tahun tersebut juga menekankan kalau UEFA dan FIFA sebenarnya tidak akan rugi kalau European Super League berjalan.
Justru, klub-klub Eropa yang saat ini sebenarnya mengalami kerugian.
Baca Juga: Bikin Gaduh karena Ikut European Super League, Pemilik Liverpool Akhirnya Buka Suara
Agnelli mengkritik UEFA dan FIFA tidak membantu klub-klub di dunia saat mengalami krisis, seperti saat pandemi COVID-19.
"Selama hampir 10 tahun, saya telah bekerja di lembaga olahraga internasional yang mengendalikan kompetisi, dengan monopoli de facto, tanpa menanggung risiko ekonomi apa pun," ujar Agnelli.
"Klub adalah satu-satunya yang menghadapi risiko ekonomi. Saya tidak dapat membuat mereka, UEFA, memahami seberapa tinggi risiko finansial untuk klub yang menghasilkan nilai bagi semua pemangku kepentingan sepak bola."
"Atau mungkin mereka tidak pernah ingin memahaminya, kami akan mencoba untuk mencapai kesepakatan dengan FIFA dan UEFA."
"Saya pikir mereka belum memahami dampak pandemi di dunia sepak bola. UEFA adalah lembaga yang tidak memiliki risiko ekonomi dalam industri yang diaturnya dan yang bersaing dengannya, penting untuk menggarisbawahi konflik kepentingan ini."
Baca Juga: 4 Pemain Sudah Membelot, Real Madrid Siap-siap Angkat Kaki dari European Super League
"UEFA mengelola dan menjual hak kami tanpa menghadapi risiko ekonomi apa pun dan merupakan saingan kami."
"FIFA dan UEFA mendapat untung besar dengan para pemain kami, tetapi mereka tidak membantu kami di saat krisis. Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi regulator atau promotor komersial," lanjut Agnelli.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | football italia |
Komentar