BOLASPORT.COM - Penyerang Liverpool dan timnas Portugal, Diogo Jota, membagikan kisah masa lalunya dan juga harapan untuk lolos dari grup neraka EURO 2020.
Setelah tampil cukup mengesankan di sepanjang musim 2015-2016 bareng tim Liga Portugal, FC Pacos, berkontribusi untuk 24 gol (14 gol 10 assist) dalam 35 penmpilan berbagai ajang, Diogo Jota direkrut oleh Atletico Madrid pada musim panas 2016.
Namun, setelah resmi menjadi pemain Atletico Madrid, Diogo Jota dipulangkan lagi ke Portugal oleh klub Ibukota Spanyol dengan status pinjaman di FC Porto.
Bersama FC Porto, Jota tidak mampu tampil impresif seperti di klub sebelumnya.
Sepanjang musim 2016-2017, bomber yang kini membela Liverpool itu hanya terlibat dalam 16 gol (9 gol 7 assist) meski tampil dalam 38 laga di berbagai ajang.
Akan tetapi, penampilan itu cukup untuk menarik minat klub yang kala itu masih mentas di Championship (kasta kedua sepak bola Inggris), Wolverhampton Wanderers.
Baca Juga: Liverpool Hancurkan Arsenal, Kompatriot Cristiano Ronaldo Jadi Super-sub Tersubur
Pada musim panas 2017, Jota pun kembali berganti klub dengan bergabung ke Wolverhampton Wanderers dan dengan status pinjaman dari Atletico Madrid.
Di Championship, Diogo Jota kembali menemukan sentuhan terbaiknya dengan mencetak 18 gol serta enam assist dalam 46 penampilan.
Performa apik Jota itu pun membantu Wolverhampton Wanderers promosi ke Premier League alias kasta teratas Liga Inggris 2018-2019 dan juga membuat klub besutan Nuno Espirito Santo itu mempermanenkannya setahun setelah kedatangannya.
Secara keseluruhan, Jota bermain di Wolverhampton Wanderes untuk tiga musim dan dalam periode itu dia membukukan 44 gol serta 19 assist dalam 131 penampilan lintas ajang.
Baca Juga: Bos Persib Sebut Liga 1 2021 Tanpa Degradasi akan Melukai Prinsip Dasar Kompetisi
Lalu, Jota dilirik Liverpool dan kepindahannya ke Anfield pun tak terhindarkan usai The Reds menyodorkan uang yang dilaporkan mencapai 45 juta pounds (sekitar Rp 899 miliar) kepada Wolverhampton Wanderers.
Alhasil, pada musim panas 2020, Jota resmi menjadi pemain Liverpool.
Dia sukses membuat namanya semakin dikenal khalayak luas usai tampil apik untuk tim besutan Juergen Klopp pada musim 2020-2021.
Selama berseragam Liverpool, Jota sudah bermain dalam 27 pertandingan lintas ajang dan berhasil membukukan 12 gol serta satu assist untuk The Reds.
Semua itu, nama yang mulai dikenal banyak orang dan juga kesemptan bermain di Liverpool mungkin tidak akan didapat oleh Jota jika dia dahulu menolak tawaran untuk bermain buat Wolverhampton Wanderers di liga yang lebih kecil, Championship.
Baca Juga: Arsenal Memburuk Sejak Ditinggal Arsene Wenger, Penggemarnya Disebut Mungkin Menyesal
Jota sendiri mengaku pernah berpikiran seperti itu, Championship adalah kompetisi yang lebih kecil dibandingkan Liga Portugal.
Akan tetapi, setelah bermain di sana dia, merasakan sendiri bahwa Championship lebih kompetitif dari yang dia kira.
"Beberapa waktu yang lalu, saya melihat studi Transfermarkt yang menjadikan Championship sebagai liga paling berharga keenam di Eropa," tutur Jota seperti dikutip BolaSport.com dari FourFourTwo.
"Liga Portugal terdaftar di urutan kelima, jadi dari perspektif itu Anda dapat mengatakan bahwa pindah ke Wolves adalah langkah mundur pada saat itu, tetapi saya menemukan Championship sangat kompetitif."
Baca Juga: Tangani AS Roma, Jose Mourinho Ingin Culik Gelandang Gagal Manchester United
"Akan tetapi, ini tentang proyek juga. Menurut saya, Wolves punya orang yang tepat untuk menjalankan klub."
"Terkadang Anda perlu mundur selangkah untuk mengambil dua langkah ke depan. Pada akhirnya, semuanya berjalan dengan baik dan itu terbukti menjadi keputusan yang tepat, meskipun kedengarannya agak berisiko saat itu," katanya menambahi.
Lebih lanjut, Jota mengungkapkan kisahnya di Liverpool, lebih detilnya lagi soal cedera yang membuatnya frustrasi.
Jota sempat dibekap cedera lutut mulai awal Desember 2020 dan baru pulih pada Maret 2021.
Baca Juga: Pemilik Manchester United Kirim Surat, Berjanji Lebih Terbuka dan Meminta Maaf
Dengan absen selama itu, terlebih ketika sedang berada dalam puncak performanya, Jota pun merasa frustrasi.
"Saya absen selama hampir tiga bulan, itu adalah cedera terlama yang pernah saya alami dalam karier profesional saya, dan mungkin pada saat terburuk karena semuanya berjalan baik bagi saya," ucap Jota.
"Saya hanya ingin terus melakukan apa yang saya lakukan, tetapi saya tidak dapat membantu tim. Maka hasil yang kami peroleh bukanlah yang terbaik, yang hanya meningkatkan rasa frustrasi saya."
Baca Juga: Manchester City Vs Chelsea - Ajang Pemanasan Sebelum Final Liga Champions
"Ketika saya kembali, saya fokus pada apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi," sambungnya.
Sementara itu, setelah tampil apik bersama Wolves dan Liverpool, Jota mendapat pangglian untuk membela timnas Portugal.
Panggilan ke timnas pun sepertinya akan didapat lagi oleh Jota ketika Selecao mentas di EURO 2020.
Timnas Portugal sendiri akan tampil di putaran final kompetisi antara negara Eropa dengan bermain di grup F bersama Hongaria, Jerman, dan Prancis.
Baca Juga: Pep Guardiola Tak Mau Rekrut Lionel Messi Agar Barcelona Tidak Sakit Hati
Melihat lawan timnas Portugal di fase grup EURO 2020 dipenuhi tim besar, termasuk Hongaria yang pernah menahan imbang Selecao di babak grup EURO 2016, Jota pun berharap dia dan rekan setimnya bisa tampil apik lalu lolos dari grup 'neraka' itu untuk melenggang ke babak gugur.
"Saya selalu tertekan mengingat Hongaria ada di sana," ujar striker 24 tahun itu.
"Ingat, ketika kami memenangkan EURO 2016, kami gagal mengalahkan mereka di babak penyisihan grup (imbang 3-3)."
"Kami mendapat hasil imbang yang sangat sulit, tetapi EURO memang tidak pernah mudah."
"Terlepas dari itu, kami tahu kualitas yang kami miliki, jadi jika kami dapat membangun tim yang baik dalam arti sebenarnya, saya yakin kami mampu lolos ke babak sistem gugur," kata Jota menegaskan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | FourFourTwo |
Komentar