Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Satu Keajaiban Chelsea: Juara Liga Champions dengan Bomber Mandul

By Beri Bagja - Rabu, 2 Juni 2021 | 05:15 WIB
Timo Werner (kanan) dan Kai Havertz berpose dengan trofi juara Liga Champions milik Chelsea.
TWITTER.COM/FRANKKHALIDUK
Timo Werner (kanan) dan Kai Havertz berpose dengan trofi juara Liga Champions milik Chelsea.

BOLASPORT.COM - Chelsea berhasil menjuarai Liga Champions musim ini tanpa memiliki bomber yang subur.

Chelsea memenangi trofi Liga Champions 2020-2021 setelah menumbangkan Manchester City di final, Sabtu (29/5/2021).

Gol tunggal Kai Havertz pada laga di Estadio do Dragao, Porto, memastikan The Blues menjadi raja Eropa untuk kali kedua setelah gelar yang sama di 2012.

Trofi Liga Champions menjadi penutup sempurna bagi kiprah Chelsea musim ini.

Melihat kiprah mereka yang sempat terseok-seok di separuh awal, apa yang dicapai Chelsea pada akhir musim ini bisa dibilang sebuah keajaiban.

The Blues, apalagi ketika masih ditangani Frank Lampard, tadinya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda bakal sukses besar.

Baca Juga: Chelsea Juara Liga Champions, 5 Kesamaan dengan Musim 2011-2012

Boro-boro jadi kandidat juara, klub lebih sering beredar di luar zona Liga Champions pada klasemen Liga Inggris.

Kritik terhadap para pemain mahal yang tampil jeblok, dalam hal ini Timo Werner, Kai Havertz, atau Kepa Arrizabalaga, lebih sering menerpa.

Saat didepak, Lampard meninggalkan The Blues pada peringkat ke-9 di klasemen EPL.

Namun, tetap ada sisi positif karena Lampard membawa klub lolos ke tahap gugur Liga Champions.

Nasib Si London Biru berubah drastis setelah kedatangan penggantinya, Thomas Tuchel, pada 26 Januari.

Bersama pelatih pecatan PSG tersebut, Chelsea mengalami peningkatan drastis di semua front.

Thomas Tuchel berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Chelsea.
TWITTER.COM/FOOTBALLFACTLY
Thomas Tuchel berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Chelsea.

The Blues sempat mencatat rekor nirkalah 10 partai beruntun di liga dan menembus 4 besar, yang tadinya nyaris dirasa mustahil oleh berbagai pihak.

Di Liga Champions, Chelsea lebih menggila. Banyak yang menganggap mereka tim underdog mengejutkan ketika sampai di babak-babak akhir.

Baca Juga: Lihat Koleksi Gelar N'Golo Kante 5 Tahun Terakhir, Ronaldo dan Messi pun Harus Sungkem

Ujungnya, Tuchel mampu menjungkirbalikkan prediksi dengan membawa Reece James dkk juara setelah menumbangkan Man City, yang lebih diunggulkan.

"Daya magis Tuchel bekerja. Tuchel harus diberikan kredit atas transformasi Chelsea, dari tim yang dianggap tak akan berprestasi menjadi finalis Liga Champions dalam tiga bulan saja," tulis Deutsche Welle, seperti dikutip BolaSport.com.

Salah satu keajaiban Tuchel ialah membangun tim juara tanpa kehadiran bomber subur dalam skuadnya.

Chelsea tak punya sosok predator penuai puluhan gol sekelas Harry Kane, Mohamed Salah, apalagi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Lihat top scorer mereka musim ini. Tammy Abraham dan si bomber mahal tapi kerap dianggap tak becus nembak, Timo Werner, cuma bikin 12 gol. Semua ajang.

Spesifik Werner, jumlah itu dia raih dalam 52 penampilan.

Rataan 0,2 gol per laga atau 1 gol setiap 4-5 partai untuk pemain berharga hampir 1 triliun rupiah? Cukup bikin elus dada.

Baca Juga: Dijauhi Dewi Fortuna, Timo Werner Akui Tak Masalah karena Masih Muda

Di Premier League lebih mengenaskan karena pemain tersubur mereka adalah gelandang Jorginho dengan 7 gol. Semuanya dari penalti!

Koleksi gabungan tiga striker Chelsea - Abraham (6), Werner (6), Olivier Giroud (4) - masih kalah dari seorang pemuda dari Leeds, Patrick Bamford (juga eks pemain The Blues), yang nyetak 17 gol sendirian.

Kok bisa tim seperti itu juara Liga Champions?

Kuncinya kedisiplinan super dalam taktik. Mereka sangat kompak sebagai satu unit perang.

Tuchel mengubah gaya bermain Chelsea menjadi lebih rapat di belakang, lebih efektif dalam menguasai bola, dan lebih tajam ketika menggeber serangan balik.

"Saat kami kehilangan bola, itu membuat tim bisa melakukan counter-pressing secara efektif," ujar eks pelatih Borussia Dortmund yang mengamalkan taktik andalannya saat membesut tim Jerman tersebut.

"Kalau tak perlu-perlu banget memberikan umpan sulit, ya jangan lakukan itu," imbuh bek Andreas Christensen menggambarkan cara kerja simpel tapi efektif ala Tuchel.

Pola di papan strategi Tuchel ialah memainkan 5 pemain bertahan; 3 bek sentral dan 2 orang full-back sebagai engsel yang naik-turun menyisir sayap.

Contoh model susunan pemain Chelsea saat bertahan di final Liga Champions kontra Manchester City.
DW.COM
Contoh model susunan pemain Chelsea saat bertahan di final Liga Champions kontra Manchester City.

Di tengah ada dua jangkar dengan peran spesifik yang berbeda. Satu sebagai perusak ritme serangan lawan, petarung, dan penjelajah level tinggi.

Satu lagi menjadi distributor bola antarlini, kreator, sekaligus pendikte permainan musuh.

Baca Juga: Tak Puas dengan Performa Striker Chelsea, Tuchel Incar Lukaku dan Haaland

 

Dua aktor utama di lini tengah itu N'Golo Kante dan Jorginho.

Urusan ofensif, Tuchel kerap memasang dua gelandang serang yang multifungsi sebagai winger dan satu penyerang tengah.

Dalam konteks di final Liga Champions, dua attacking midfielder itu ialah Kai Havertz dan Mason Mount, sedangkan peran target man dilakoni Timo Werner.

Dari skema awal 3-4-2-1, armada Tuchel secara cepat bisa mengubah pola di lapangan jadi 5-4-1 saat bertahan, plus satu jangkar di belakang, dan 3-4-3 atau bahkan 3-2-5 ketika menyerbu frontal.

Dalam praktiknya, Werner pun tidak melulu ngendon di dalam kotak penalti.

Tugas penting lainnya ialah memancing penjagaan bek-bek lawan sehingga membuka ruang buat pemain seperti Havertz, Mount, atau Hakim Ziyech dan Christian Pulisic untuk menusuk dan mengeksekusi peluang.

Susunan pemain Chelsea saat menyerang di final Liga Champions kontra Manchester City.
DW.COM
Susunan pemain Chelsea saat menyerang di final Liga Champions kontra Manchester City.

Lihat gol penentu Havertz ke gawang City. Secara kilat, Mount mengirim bola kepada Havertz, yang tiba-tiba menusuk ke pertahanan lawan.

Sementara Werner, yang mandul karena melewatkan 3 peluang bagus di laga itu, melakukan gerakan dummy ke sisi kiri.

Pergerakan melebar Werner sukses memancing Ruben Dias untuk mengikutinya. Cara itu berhasil membuka celah di pertahanan City. 

Mount membidik ruang terbuka akibat ditinggalkan Dias, disambut sprint kilat Havertz yang tak terkejar lagi oleh Oleksandr Zinchenko.

Kita sudah tahu akhir skenario tersebut. 

Aksi Werner yang ini layak disebut salah satu defining moment dalam kemenangan The Blues yang mungkin luput dari pengamatan.

Soal tugas tak melulu sebagai target man, bomber timnas Jerman yang diangkut ke Euro 2020 itu juga terbilang sukses menjalankannya.

"Kerelaan" dia memberi ruang untuk rekan setim adalah faktor pendukung dirinya menjadi raja assist klub musim ini.

 

Werner yang awalnya diperkirakan bakal jadi predator utama di skuad, malah menjadi pelayan terbaik bagi rekannya.

Pemain yang punya julukan Turbo Timo semasa di RB Leipzig itu memberikan 15 umpan berbuah gol.

Baca Juga: Pep Guardiola Si Tukang Bakar Duit, Habiskan 20 Triliun Masih Gagal Juara Liga Champions 10 Tahun

Sungguh catatan besar di balik derasnya kritikan perihal kemandulan Werner, yang melewatkan 18 peluang emas mencetak gol di EPL (tertinggi ke-3).

Mount dan Havertz yang banyak disebut sebagai pemain paling kreatif di skuad Chelsea saja cuma membikin 9 assist.

Toh, Werner sendiri tutup kuping. "Saya tak peduli, yang penting kami juara," katanya.

Jadi, kalau suatu saat Anda lihat Werner cuma lari-lari saja di lini belakang lawan dan seperti nembak asal-asalan lagi, positive thinking saja. Mungkin itu hanya dummy... hehehe.

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : dw.com, Premierleague.com, Transfermarkt.com
REKOMENDASI HARI INI

Penjelasan PSSI soal Pemain Abroad Timnas Indonesia yang Telat Gabung dan Menyusul

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136