Salah satu rival berat Cai/Fu saat itu adalah ganda putra Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan.
Kido/Hendra memupus asa Cai/Fu merebut keping medali emas di negara sendiri pada Olimpiade Beijing 2008.
Meski begitu, Cai/Fu tetap tidak bisa diremehkan. Salah satu hal yang membuat mereka begitu sulit untuk dikalahkan adalah kemampuan mereka untuk bermain bulu tangkis menyerang tanpa rasa takut dengan kecepatan tinggi, bahkan di bawah tekanan ekstrem,
Kecepatan dan permainan cerdas Cai dibantu oleh pukulan kuat Fu dari belakang adalah kombinasi kekuatan mereka.
Mereka hadir bertepatan dengan sistem skor 21x3. Cai/Fu berkembang pesat meski menghadapi lawan sekelas Hendra Setiawan, Markis Kido, Lee Yong-dae, Jung Jae-sung, Koo Kien Keat, Tan Boon Heong, Mathias Boe, Carsten Mogensen, dan lainnya.
Pada final Kejuaraan Dunia 2009 melawan Lee Yong-dae dan Jhung Jae-sung menunjukkan mengapa Cai/Fu berada di antara yang terbaik sepanjang masa.
Baca Juga: Hasil Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 - Jonatan Christie Masih Keteteran
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar