BOLASPORT.COM - Cai Yun/Fu Haifeng (China) merupakan salah satu ganda putra terkuat dunia pada 2000-an. Hal ini dibuktikan dengan raihan empat gelar juara dunia dan satu medali emas Olimpiade.
Prestasi Cai Yun/Fu Haifeng yang tak tertandingi, baik dalam turnamen ndividu maupun tim, membuat mereka masuk dalam Hall of Fame BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
Fu Haifeng meraih medali emas Olimpiade lagi saat bertandem dengan Zhang Nan pada Olimpiade Rio 2016.
Tim putra China selama satu dekade dan lebih dari awal 2000-an menjadi yang tak terkalahkan. Ini karena bakat mereka miliki di barisan mereka. Beberapa di antaranya kemudian menjadi legenda. Cai dan Fu adalah bagian penting dari tim.
Cai dan Fu naik peringkat dengan cepat dari 2003 dan seterusnya. Namun, tim putra China tidak bernasib sangat baik dalam dekade sebelumnya pada nomor ganda putra melawan rival berat dari Indonesia, Korea, dan Denmark.
Baca Juga: 'Valentino Rossi Bisa Saja Tinggalkan Motornya kepada Franco Morbidelli pada Musim Dingin'
Salah satu rival berat Cai/Fu saat itu adalah ganda putra Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan.
Kido/Hendra memupus asa Cai/Fu merebut keping medali emas di negara sendiri pada Olimpiade Beijing 2008.
Meski begitu, Cai/Fu tetap tidak bisa diremehkan. Salah satu hal yang membuat mereka begitu sulit untuk dikalahkan adalah kemampuan mereka untuk bermain bulu tangkis menyerang tanpa rasa takut dengan kecepatan tinggi, bahkan di bawah tekanan ekstrem,
Kecepatan dan permainan cerdas Cai dibantu oleh pukulan kuat Fu dari belakang adalah kombinasi kekuatan mereka.
Mereka hadir bertepatan dengan sistem skor 21x3. Cai/Fu berkembang pesat meski menghadapi lawan sekelas Hendra Setiawan, Markis Kido, Lee Yong-dae, Jung Jae-sung, Koo Kien Keat, Tan Boon Heong, Mathias Boe, Carsten Mogensen, dan lainnya.
Pada final Kejuaraan Dunia 2009 melawan Lee Yong-dae dan Jhung Jae-sung menunjukkan mengapa Cai/Fu berada di antara yang terbaik sepanjang masa.
Baca Juga: Hasil Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 - Jonatan Christie Masih Keteteran
Dalam pertarungan penuh dengan reli secepat kilat dan smes keras dari kedua sisi, Cai/Fu menang 21-18, 16-21, 28-26 dalam 75 menit.
Pada 2010, Cai/Fu menjadi pasangan ganda putra pertama yang memenangkan tiga gelar juara dunia. Setahun kemudian, mereka mendapatkan titel keempat.
Salah satu dari sedikit kekecewaan mereka adalah kekalahan pada final Olimpiade 2008 dari Markis Kido dan Hendra Setiawan di kandang sendiri, saat mereka kalah di depan energi Kido yang tak kenal lelah dan kecemerlangan front-court Hendra.
Namun, mereka menebus kesalahan empat tahun kemudian, merebut gelar yang didambakan pada Olimpiade London 2012.
Saat itu, mereka telah menjadi kunci China dalam lima kemenangan Piala Thomas berturut-turut dan enam kemenangan Piala Sudirman.
Duo ini berpisah pada tahun 2014 untuk berpasangan dengan pemain yang lebih muda dan Cai memang memenangkan gelar Superseries lainnya bersama Lu Kai pada 2014.
Sementara itu, Fu terus merintis jejak dengan Zhang Nan dan kerjasama tersebut mencapai puncaknya pada Olimpiade 2016.
Berikut prestasi Cai/Fu saat berpasangan.
Baca Juga: MotoGP Jerman 2021 - Tekad Pol Espargaro Raih Hasil Positif untuk Repsol Honda
Emas: London 2012; Perak: Beijing 2008
Kejuaraan Dunia
Emas: 2006, 2009, 2010, 2011; Perunggu: 2003, 2013
Piala Thomas
Emas: 2004, 2006, 2008, 2010, 2012
Piala Sudirman
Emas: 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015
Kejuaraan Dunia
Emas: 2005 (Yiyang)
Asian Games
Emas (tim): 2006 (Doha), 2010 (Guangzhou)
All England
Juara: 2005, 2009
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar