Namun, tidak ada gading yang tidak retak. Filosofi Honda dalam pengembangan motor membawa mereka ke dalam krisis ketika sang ujung tombak tak berlomba.
Absennya Marc Marquez akibat cedera panjang pada musim lalu sontak membuat Honda mengalami paceklik kemenangan selama 581 hari.
Indikasi ketergantungan Honda terhadap Marquez sudah berada di level akut pada musim 2019.
Honda merebut triple crown (juara dunia pembalap, tim, dan konstruktur) dengan sumbangsih besar dari Si Semut dari Cervera.
Baca Juga: Demi Menang Balapan MotoGP 2021, Pol Espargaro Ingin Tiru Marc Marquez
Dari 19 seri balap yang berlangsung musim itu, cuma ada satu seri ketika Marquez gagal mempersembahkan poin bagi Repsol Honda dan Honda.
Selisih poin? Jangan ditanya. Total 420 poin yang diraih Marquez hampir dua kali lipat dari akumulasi poin tiga penunggang RC213V lainnya (235 poin).
Catatan 18 podium dengan 12 kemenangan yang dibukukan Marquez pun 'cuma' ditandingi dengan hasil tiga podium dari Cal Crutchlow (LCR Honda).
Musim ini situasi serupa terjadi, tetapi bukan Honda yang mengalaminya melainkan rival mereka yaitu Yamaha.
Baca Juga: Sudah Selesai Marah-marahnya, Rossi Optimistis Hadapi MotoGP Belanda 2021
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, The-race.com |
Komentar