BOLASPORT.COM - Sebanyak 14 tim Liga Vietnam alias V.League 1 2021 terancam bangkrut jika liga benar-benar ditunda hingga Februari 2022.
Liga 1 Vietnam alias V.League 1 2021 tengah berada dalam situasi sulit setelah mengalami penundaan akibat pandemi Covid-19.
Sejak 7 Mei lalu, V.League 1 memang tengah mengalami penundaan lantaran sejumlah pemain Song Lam Nghe An dikabarkan tertular Covid-19.
Vietnam Professional Football (VPF) selalu operator liga semula berniat melanjutkan pekan ke-13 liga pada 31 Juli mendatang.
Baca Juga: Andil Besar Ronald Koeman dalam Kepindahan Memphis Depay ke Barcelona
Namun, rencana itu belum bisa dilakukan lantaran ada peningkatan kasus virus corona di Vietnam.
Terbaru, VPF telah mengajukan proposal kepada Federasi Sepakbola Vietnam (VFF) untuk melanjutkan liga pada Februari 2022.
"Berdasarkan perkembangan epidemi Covid-19 yang rumit, Dewan Direksi mengajukan kepada Dewan Direksi VPF sebuah rencana untuk memindahkan V-League ke Februari 2022," kata Presiden VPF, Tran Anh Tu dikutip dari VnExpress.
"Atas dasar itu, kami akan mengajukannya ke Federasi Sepak Bola Vietnam. Perpindahan atau tidak itu dalam wewewang VFF. Fungsi VPF hanya sebagai penyelenggara dan penyelenggara turnamen."
Baca Juga: Valentino Rossi Belum Pensiun, Ini Pembelaan Eks Mekaniknya yang Setia
"Saat ini, tidak ada yang pasti. Ketika ada keputusan dari VFF, kami akan memberi tahu klub," imbuhnya.
Meski belum resmi, banyak klub V.League 1 yang menentang rencana ini.
Salah seorang petinggi klub V.League 1 bahkan mengatakan penundaan liga selama enam bulan bisa membuat timnya jatuh bangkrut.
"Kalau liga ditunda hingga tahun depan, kami tetap harus membayar gaji pemain dan bonus mereka," ucap sang petinggi klub seperti dilansir dari VnExpress.
Baca Juga: Bis Baru Semangat Baru, Harapan Presiden Arema FC Lewat Armada Baru
"Klub bisa bangkrut. VPF harus menyediakan bantuan finansial untuk klub."
"Jika mereka (VPF) berpikir liga tidak bisa dilanjutkan, lebih baik kompetisi musim ini dibatalkan dan mulai liga musim 2022," katanya.
Berdasarkan data dari VnExpress, rata-rata klub di Liga Vietnam mengeluarkan biaya sekitar Rp633 juta hingga Rp1,2 miliar per bulan untuk operasional.
Direktur Nam Dinh FC, Tran Thai Toan, juga menilai penundaan liga hingga Februari 2022 sebagai hal yang absurd.
Baca Juga: Tiga Anak Kesayangan Shin Tae-yong Gabung Ansan Greeners, Satu Bukan Anak Kandung
Penundaan ini mengancam kondisi finansial 14 tim peserta V.League 1 dan bisa mengarah pada kebangkrutan.
"Bisakah VPF menjamin pandemi Covid-19 sudah selesai pada Februari 2022 atau mereka akan menunda liga lagi?" tanya Tran Thai Toan seperti dinukil dari VocketFC.
"Penundaan liga selama enam bulan akan memberi dampak yang merugikan pada kondisi keuangan 14 tim. Siapa yang akan bertanggung jawab?"
"Usulan mengganti jadwal liga hanya merugikan klub dan kami tidak pernah ditanya pendapatnya secara langsung," tutur Tran Thai Toan.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Wejangan Liliyana Natsir untuk Wakil Indonesia
"Klub adalah bagian dari VPF, dan menurut hukum, kami berhak menuntut mereka jika keputusan yang diambil merugikan keuangan tim," tandasnya.
Rencana pemindahan V-League ke Februari 2022 telah disetujui oleh enam dari tujuh anggota Dewan Direksi VPF pada 17 Juli kemarin.
Akan tetapi, semua keputusan tergantung pada rapat yang akan digelar Komite Eksekutif Federasi sepak bola Vietnam minggu depan.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | vnexpress.net, vocketfc.com |
Komentar