Hal itu sempat terbongkar oleh media asal Belanda bernama De Stentor yang telah mewawancara Diego Michiels pada 23 April 2021.
De Stentor menjelaskan kalau Diego pernah bertengkar karena tidak setuju dengan langkah Nabil yang kala itu ingin mengirim skuatnya ke Batalyon Infanteri Yonif 611/Awang Long.
Pengiriman itu pun disebut-sebut bagaikan sebuah wajib militer seusai kegagalan Borneo FC di turnamen pramusim bertajuk Piala Menpora 2021.
Baca Juga: Ternyata Bambang Pamungkas Terjun ke Sepak Bola karena 'Kecelakaan'
Di Piala Menpora 2021, Borneo FC tersingkir pada babak penyisihan grup.
Skuat Pesut Etam dalam klasemen akhir Grup B menjadi juru kunci setelah hanya mengoleksi satu poin dari sekali imbang dan dua kali kalah..
“Musim baru saja dimulai dan klub (Borneo FC) ingin meremajakan tim," kata Diego Michiels seperti dikutip oleh BolaSport.com dari De Stentor, 23 April 2021.
Baca Juga: Mengagumkan, Calon Bek Timnas Indonesia Bersinar di Klub Denmark
"Kami kalah dalam persiapan pertandingan pertama, sangat logis."
"Tetapi, manajemen klub langsung mengancam akan memberlakukan (kegiatan seperti) wajib militer kepada rekan-rekan pemain muda saya jika hasilnya tidak membaik."
"Ini hanya pertandingan turnamen pramusim! Kemudian saya pergi ke pemilik klub (Nabil Husein), seorang laki-laki berumur 26 tahun, dengan orang tua yang sangat kaya."
Baca Juga: Nasib Apes Persija, Ditolak Dalam Perburuan 2 Pemain Incarannya
"Dia (Nabil) marah karena saya berani melawannya, tapi saya juga kapten tim."
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Youtube Arema FC, destentor.nl, Transfermarkt |
Komentar