BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis, Morten Frost, angkat bicara tentang catatan minor Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada Olimpiade Tokyo 2020.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meraih hasil kurang memuaskan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Mimpi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo untuk meraih medali dari Olimpiade pupus setelah tersingkir pada babak perempat final.
Ironisnya, Marcus/Kevin takluk di tangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), lawan yang selalu berhasil mereka kalahkan dalam tujuh pertemuan.
Baca Juga: Susy Susanti Minta Marcus/Kevin Bangkit Usai Gagal Bersinar pada Olimpiade Tokyo 2020
Kegagalan pada Olimpiade Tokyo 2020 memperpanjang rekor negatif pasangan berjuluk Minions itu di turnamen individu grade 1.
Menjadi pasangan nomor satu dunia sejak 2017, Marcus/Kevin tak pernah sekali pun menembus semifinal pada Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.
Adapun jika berbicara turnamen multi-event, pencapaian terbesar Marcus/Kevin adalah meraih medali emas Asian Games pada 2018.
Catatan minor Marcus/Kevin mendapat komentar dari Morten Frost Hansen, mantan jawara tunggal putra yang kini menjadi komentator bagi BWF.
Baca Juga: Taipei Open 2021 Dibatalkan, Pebulu Tangkis Dunia Langsung Bersaing pada Piala Sudirman
"Mereka menjuarai semua turnamen kecuali turnamen besar," kata Frost dalam video yang diunggah di akun media sosial BWF.
"Saya pikir seiring berjalannya waktu pasangan lain menemukan formula untuk menghadapi mereka," imbuh juara All England empat kali tersebut.
Pria yang meraih kesuksesan sebagai pemain dan pelatih itu menilai ada dua solusi yang bisa diambil untuk mengangkat performa Marcus/Kevin.
Satu opsi yang disinggung oleh Frost adalah membongkar pasangan ganda putra yang sudah dibentuk sejak 2015 itu.
Baca Juga: Greysia/Apriyani Terharu Nama Mereka Diabadikan sebagai Nama Gedung di PPOP Ragunan
"Pada dasarnya mereka harus, sedikit, menciptakan kembali permainan mereka untuk beberapa turnamen besar," kata Frost.
"Satu hal yang menarik adalah apakah Indonesia akan menukar pasangan mereka, itu bisa jadi merupakan masalahnya, jadi kita lihat apa yang akan terjadi."
What went wrong for ???????? 'The Minions' at #Tokyo2020 #Olympics
Morten Frost analyses. pic.twitter.com/KO4tMKH7wF
— BWF (@bwfmedia) August 14, 2021
Pendapat Frost ini berbeda dengan pendapat mantan kepala bidang pembinaan dan prestasi PB PBSI, Rexy Mainaky.
Pria yang kini melatih tim bulu tangkis Thailand itu bahkan berpendapat bahwa Marcus/Kevin tak perlu mengubah karakter permainan mereka.
Baca Juga: Anthony Ginting dari Masuk Daftar Tunggu Indonesia Open hingga Raih Medali Olimpiade Tokyo
Satu-satunya perbaikan yang diusulkan oleh Rexy Mainaky bagi Marcus/Kevin tertuju pada aspek psikologis mereka.
Rexy menilai jatuhnya mental Marcus/Kevin disebabkan kekalahan dari Lee Yang/Wang Chi-lin (Taiwan) pada laga terakhir fase grup Olimpiade Tokyo 2020.
"Sekarang, siapa yang bisa mengatasi tekanan, siapa yang saat bertanding bisa mengeluarkan permainan terbaik mereka. Itu saja," katanya, dikutip dari Kompas.com.
"Contohnya seperti saya dan Ricky Subagja ketika Olimpiade Atlanta kami statusnya nomor 1 dan tidak pernah kalah. Semua orang mengharapkan kami juara."
Baca Juga: Kisah Anthony Ginting yang Ingin Menyendiri Usai Kalah dari Chen Long
"Yang dipersiapkan Christian Hadinata (pelatih Rexy dan Ricky) bukan hanya fokus di teknis, tetapi juga non-teknis seperti psikologisnya."
"Saya rasa itu yang paling penting," imbuhnya.
Masalah mental juga keluar dari mulut pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, dalam evaluasi pada Olimpiade Tokyo 2020.
Herry IP menilai permainan terbaik Marcus/Kevin tidak keluar karena keduanya tidak berhasil keluar dari tekanan.
Baca Juga: Greysia/Aprilia Berbincang 30 Menit dengan Jokowi Sebelum Terima Bonus Olimpiade
"Marcus/Kevin kita tidak bisa bicara teknis, mereka kalau menurut saya masalahnya di mental," ujar Herry, dilansir dari Badminton Indonesia.
"Mereka terlalu beban, tidak bisa mengatur pikirannya, mungkin terlalu berekspektasi atau bagaimana jadi mainnya kacau.
"Faktor servisnya difault terus juga ada sedikit. Faktor mereka tidak ada pertandingan, juga ada. Tetapi menurut saya faktor terbesarnya di masalah mental."
Mengingat Olimpiade Tokyo 2020 adalah Olimpiade pertama Marcus/Kevin, Herry berharap akan ada perbaikan pada kesempatan berikutnya.
Baca Juga: 'Pantas Tangannya Kuat', Menengok Raket Kayu yang Jadi Tonggak Kesuksesan Apriyani
"Ini kan mereka baru pertama kali ikut Olimpiade, wajar belum bisa mengatur pikiran dan bebannya," kata Herry menambahkan.
"Ini jadi pelajaran buat mereka. Ke depan saya harap mereka bisa lebih baik," imbuhnya.
Tahun 2021 masih akan menghadirkan satu turnamen individu mayor lagi bagi Marcus/Kevin dkk.
Kejuaraan Dunia 2021 rencananya akan diselenggarakan pada 12-19 Desember di Huelva, Spanyol.
Baca Juga: PP PBSI Pilih Fokus ke Ajang Beregu Setelah 3 Turnamen Batal Digelar
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Kompas.com, bwfbadminton.com, badmintonindonesia.org |
Komentar