BOLASPORT.COM - Pemain klub Liga 2 2021, Persis Solo, Yussa Nugraha menceritakan pengalamannya selama di Belanda.
Seperti yang diketahui, Yusa menghabiskan masa kecilnya di Belanda sebelum bergabung dengan Persis Solo.
Tepatnya, pemain berposisi sebagai striker sudah pergi ke Belanda sejak duduk di kelas 2 SD.
Menimba ilmu sepak bola merupakan tujuan Yussa.
Kerja kerasnya pun terbayar ketika berhasil bergabung dengan beberapa klub yang ada di Belanda.
Baca Juga: 3 Skenario Masa Depan Cristiano Ronaldo: Antara Juventus, Man City, Real Madrid, hingga PSG
Tercatat, pria asli kelahiran Solo pernah berseragam klub Ado Den Haag, VV Haagseohout, SVV Scheveningen hingga SC Feyenoord.
Selain sepak bola, waktu yang dilalui Yussa membuatnya mengetahui perbedaan antara Indonesia dan Belanda.
Menurutnya, negara yang berjuluk Negeri Kincir Angin tersebut memiliki kebebasan lebih.
Hal tersebut memicu orang tua di Belanda sangat ketat terhadap anaknya.
Baca Juga: Aaron Evans: Suporter PSS Sleman Alasan Utama Saya Bergabung
Tentu saja, perlakukan itu bertujuan agar sang anak tak terjerumus dalam pergaulan bebas.
"Dari kecil hingga remaja, saya dibesarkan di lingkungan dan kultur yang berbeda dengan Indonesia," kata Yussa, dilansir BolaSport.com dari laman resmi Persis.
"Dari segi bahasa, pergaulan dan budaya semua berbeda dengan apa yang ada di sini (Indonesia).
"Belanda terkenal dengan kebebasannya, apalagi saat remaja, orang tua lebih ketat dalam membimbing karena Belanda terkenal dengan pergaulan bebasnya. Mulai 16 tahun remaja di sana punya hak menentukan jalannya sendiri tanpa orang tua masing-masing," ujarnya.
Baca Juga: Spesial 17 Agustus - 3 Pertandingan Terakhir Timnas Indonesia pada HUT RI, 2 Kali Menang Telak
Yussa menerangkan bahwa saking bebasnya, akses untuk mendapatkan obat-obatan terlarang pun tidak terlalu sulit di Belanda.
Namun Yussa beryukur ia tak terjerumus ke perbuatan tersebut.
Semua tak terlepas dari peran orang tua yang selalu mengajarkan tentang agama dan budaya Indonesia sejak usia dini.
"Drugs atau obat-obatan (narkotika) yang dijual bebas juga lumrah di sana," ucap Yussa.
"Alhamdulillah berkat didikan orang tua dengan belajar agama dan adat timur, saya tidak terjerumus ke arah sana."
"Kendala yang agak susah itu di bahasa, kadang salah mengartikan," tuturnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | persissolo.id |
Komentar