"Saya menyaksikan upacara pembukaan dan saya merasa sedih dan marah. Cedera malang ini telah membuat semuanya menjadi sia-sia," kata Marin dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.
"Cedera ini lebih sulit daripada cedera pertama. Saya akan fokus pada Olimpiade Paris 2024," ujar Marin.
Sebelum cedera lutut kiri, Marin juga mengalami cedera ACL yang mengancam kariernya
di lutut kanannya saat final Indonesia Masters pada Januari 2019.Pemain berusia 28 tahun ini terpaksa menjalani operasi dan proses rehabilitasi yang sulit.
Tetapi, Marin berhasil comeback delapan bulan setelah cedera itu untuk memenangkan gelar China Open 2019 dengan mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, 14-21, 21-17, 21-18, pada September 2019.
Setelah menjalani operasi pada Juni untuk cedera ACL di lutut kirinya, Marin telah memulai
proses rehabilitasi dan telah menjalani beberapa latihan ringan pada Juli.
Marin tidak hanya harus berurusan dengan proses rehabilitasi fisik yang menyakitkan, tetapi dia juga harus berurusan dengan tekanan psikologis karena dia telah menderita ACL di kedua kakinya dalam waktu 3 tahun.
Baca Juga: Pembalap Indonesia, Sean Gelael, Cetak Sejarah di Le Mans
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonplanet.com |
Komentar